Dulu Miskin, Komika David Nurbianto Cuma Makan Nasi & Garam
Jakarta, CNBC Indonesia - Siapa sangka, komika David Nurbianto yang saat ini memiliki 139 ribu followers di akun Instagramnya, ternyata berasal dari keluarga miskin. Ketika sekolah pun, David terpaksa menggunakan surat keterangan miskin demi meringankan biaya pendidikan.
"Dulu gue SMP dan SMA, gue mengandalkan sekolah keterangan miskin dari RT, RW dan kelurahan, supaya gue gak bayaran," ujar David dalam podcast bersama Deryansha Azhary, (1/7).
Dalam 30 menit pertama podcast tersebut, pria berdarah Betawi berbagi cerita tentang perjalanan hidupnya dari masa kecil hingga mapan. Seperti diketahui, ayah David adalah sopir pribadi dan ibunya adalah ibu rumah tangga.
David mengaku dirinya pernah meminta sepatu compang-camping milik teman sekolahnya yang saat itu ingin dibuang.
Di masa kecil, kegiatan bermain David juga lain dengan anak-anak sebayanya. Jika anak-anak sebayanya diberikan mainan oleh orangtua, David bermain di saluran got mencari ikan, anak kepiting, hingga mengorek tempat sampah untuk mendapatkan mainan.
Satu hal yang cukup menyedihkan adalah ketika sang ibu menderita komplikasi jantung dan paru-paru, karena keluarganya tidak memiliki biaya untuk berobat, maka sang ibu dipulangkan ke rumah selama tak berdaya berbulan-bulan. David yang masih SMP tidak pernah memiliki waktu bermain karena harus merawat ibu.
Selama kepergian ibu, David akhirnya berkewajiban menjaga adik-adiknya yang masih kecil. Dan beberapa bulan kemudian sang ayah menikah lagi tapi tidak direstui oleh mertua (nenek David), alhasil ayahnya pun meninggalkannya.
Celakanya, kehidupan baru sang ayah yang pergi membawa seluruh perabotan rumah itu tidak berjalan sesuai rencana. Dia pun pulang lagi ke tempat tinggal David hanya dengan membawa baju yang dia pakai, David sendiri tidak paham kemana larinya perabotan rumah miliknya, apakah dijual atau dikuasai oleh istri baru.
"Bokap balik lagi, pengin tinggal bareng gue lagi cuma bawa baju yang ada di badannya, dan gimana caranya, gue yang belum matang pada saat itu belum jadi stand up comedian, masih jadi orang biasa tapi menghadapi konflik yang luar biasa," ujarnya.
Posisi David saat itu memang sulit lantaran dirinya tinggal bersama nenek dari ibunya yang benar-benar membenci menantunya. David harus melobi nenek agar ayahnya bisa tinggal di rumah, David harus membela mati-matian sang ayah.
Selulus SMA, David langsung bekerja dan sempat menjadi korban penipuan lowongan kerja. David akhirnya bekerja sebagai pedagang, pramusaji paruh waktu restoran cepat saji, jaga toko, ojek dan kerja serabutan lain.
Namun di tahun 2012, dirinya mulai mengenal stand up comedy dan sampai sekarang David juga bingung apa yang membuat dunia hiburan menjadi sumber rezekinya. Saat ini, David pun sudah bisa membeli rumah dan mobil.
Hidup prihatin ala David Nurbianto
Walau saat ini David hidup di kondisi yang jauh lebih baik, David ternyata masih menerapkan prinsip hidup prihatin.
"Hidup itu tidak punya banyak tuntutan akan diri gue, gue tidak pernah menuntut istri gue masakin makanan-makanan yang sebenarnya bisa gue beli pakai uang gue, gue tidak seperti itu. Gue cukup menerima apa saja yang ada di meja, dan gue makan," lanjutnya.
David bercerita bahwa semasa kecil dirinya bahkan sempat makan nasi dengan garam. Ketika ada lauk pauk yang cukup di rumah, David menilai hal ini sudah merupakan hal yang patut disyukuri.
Bukan cuma urusan makanan, riders (permintaan) David ketika diundang ke acara-acara korporat juga tidak neko-neko. Jika banyak selebriti kerap meminta sesuatu yang sulit didapat, David hanya meminta teh hangat dan ramuan herbal anti masuk angin yang cukup populer di pasaran.
David mengaku juga bahwa dirinya merasa sungkan untuk meminta serta dilayani berlebihan oleh petugas liaison officer (LO).
"Dari kecil gak biasa dilayani, jadi kikuk," ujarnya sambil berkelakar.
Prinsip hidup sederhana layaknya David tentu cukup aman dari segi finansial. Karena ketika pengeluaran terkontrol dengan baik, akan ada potensi yang cukup besar bagi orang yang bersangkutan untuk bisa menabung, berinvestasi, serta menciptakan proteksi finansial demi masa depan.
Dengan konsisten menyisihkan uang sedikit demi sedikit ke instrumen tabungan atau investasi, aset pun bisa terkumpul dan kemerdekaan finansial bisa tergapai dengan mudah.
(aak/aak)