Reksa dana ini bukan hanya menjadi reksa dana dengan dana kelolaan terbesar di kelasnya, melainkan juga dalam seluruh kategori reksa dana.
Adapun total dana kelolaan dari reksa dana ini mencapai Rp 17,06 triliun, dan jika dihitung sejak Juni 2022 hingga Mei 2023, total dana kelolaan Danamas Stabil meningkat 46,95%.
Berdasarkan informasi di fund fact sheet Danamas Stabil, 82,1% dari total aset di portofolio reksa dana ini adalah obligasi dan sukuk pemerintah dan atau korporasi. Sementara itu 17,9% sisanya adalah instrumen pasar uang dan atau efek beragun aset (EBA), dan atau efek ekuitas.
Sebanyak 10 besar efek dalam portofolio reksa dana ini adalah surat utang korporasi dari PT Bank KB Bukopin Tbk, PT Energi Mitra Investama, PT Merdeka Copper Gold Tbk, PT Lontar Papyrus Pulp & Paper, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, PT Mora Telematika Indonesia Tbk, PT Pyridam Farma Tbk, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Jika dilihat dari kinerja jangka pendeknya, Danamas Stabil mencatatkan kinerja positif sebesar 2,6% secara year to date, dan 5,6% selama setahun. Dengan ini, maka Danamas Stabil lebih unggul dari Sucorinvest Stable Fund dan Trimegah Fixed Income Plan.
Sementara jika riwayat kinerja jangka panjang alias. Kinerja historis Danamas Stabil dalam lima tahun adalah 38,6% sementara itu tujuh tahun 58,2% dan 10 tahun di 95,2%. Informasi di fund fact sheet juga menyebutkan bahwa kinerja reksa dana ini sejak awal diluncurkan tembus 304%.
Meski dana kelolaan reksa dana yang satu ini mengalami penurunan sejak Juni 2023, Sucorinvest Stable Fund berada di posisi kedua terbesar yang ada di kategori reksa dana pendapatan tetap.
Bukan cuma itu, berbekal dana kelolaan sebesar Rp 8,5 triliun, membuat Sucorinvest Stable Fund masuk urutan ke empat di daftar reksa dana dengan dana kelolaan terjumbo per Mei 2023.
Informasi di fund fact sheet Mei 2023 reksa dana yang diluncurkan tahun 2020 lalu menyebutkan bahwa 94,9% isi dari portofolio Sucorinvest Stable Fund didominasi obligasi dan sukuk, sementara 5,04%nya adalah instrumen pasar uang, ekuitas, dan deposito.
Sebanyak 10 obligasi yang masuk dalam portofolio reksa dana ini adalah, obligasi milik PT Bussan Auto Finance, PT Lontar Papyrus Pulp & Paper, PT Merdeka Copper Gold Tbk, PT Medco Energi Internasional Tbk, PT Mandala Multifinance Tbk, PT Oki Pulp & Paper Mills, PT Pindo Deli Pulp And Paper Mills, dua obligasi milik PT Sinarmas Agro Resources and Technology Tbk, dan PT Sinarmas Multifinance.
Dalam jangka pendek, kinerja reksa dana ini tidak jauh berbeda dengan Danamas Stabil yaitu dikisaran 2,1 % untuk YTD, dan 5,1 % untuk satu tahun.
Namun jika dihitung secara historis dari tiga tahun ke belakang berdasarkan data Edvisor.id, Sucorinvest Stable Fund mencatatkan kinerja positif 23,6%.
Adapun kinerja dari awal reksa dana ini diluncurkan hingga Mei 2023 adalah sebesar 26,5%.
Reksa dana ini merupakan reksa dana dengan dana kelolaan yang terkecil di antara dua pembandingnya, namun tetap saja jumlah dana kelolaannya mencapai Rp 3,4 triliun di Mei 2023.
Pertumbuhan dana kelolaan Trimegah Fixed Income Plan dari Juni 2022 juga mencapai 546% alias terbesar di antara yang lain.
Berdasarkan informasi di fund fact sheet Trimegah Fixed Income Plan teranyar alias Mei 2023, 80,57% efek di reksa dana ini adalah obligasi, sementara efek-efek lain memiliki porsi 19,43% dari total. Terdapat tujuh obligasi korporasi dan tiga deposito yang masuk dalam 10 besar top holding.
Adapun aset-aset yang dimaksud adalah obligasi PT Wahana Inti Selaras, PT Provident Investasi Bersama Tbk, PT Merdeka Copper Gold Tbk, PT KB FInansia Multi Finance, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, PT Oki Pulp & Paper Mills. Sementara itu untuk deposito, reksa dana ini memiliki deposito Bank Sahabat Sampoerna, Bank Bukopin, dan Bank Syariah Bukopin.
Melihat kinerja year to date dan satu tahun, reksa dana ini mencatatkan kinerja historis sekitar 2,1 dan 2,2 %, sementara jika dilihat dalam rentang tiga tahun kinerjanya mencapai 8,7% alias masih jauh ketimbang Danamas Stabil maupun Sucorinvest Stable Fund.
Informasi di fund fact sheet juga menyebutkan bahwa kinerja reksa dana ini sejak awal diluncurkan (10 Januari 2019) hingga Mei 2023 adalah 32,2% jika dihitung bersamaan dengan adanya pembagian dividen. Namun tanpa pembagian dividen, imbal hasil reksa dana ini adalah 13,7%.
Seluruh reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi ini memiliki kinerja positif baik jika dilihat secara year to date, setahun, hingga dalam jangka panjang sekalipun.
Tetapi dari ketiga reksa dana ini, hanya dua produk yang terbukti secara historis mampu mencatatkan return dengan signifikan adalah Danamas Stabil dan Sucorinvest Stable Fund. Terlihat bahwa dalam waktu tiga tahun, reksa dana ini mampu mencatatkan return di atas 20%.
Namun bagi Anda yang memang ingin menjadikan reksa dana ini sebagai alternatif instrumen investasi jangka panjang, maka hanya Danamas Stabil yang memiliki catatan kinerja 10 tahun, lantaran reksa dana ini merupakan reksa dana tertua di antara dua kompetitornya.
Rekomendasi Financial Expert CNBC Indonesia untuk saat ini ada pada Danamas Stabil.