Jika dilihat secara kinerja sepekan, reksa dana yang diluncurkan PT Henan Putihrai Asset Management ini minus 0,28%.
Hal serupa juga terjadi pada kinerja jangka panjangnya yaitu minus 11,3% dalam setahun, minus 0,8% tiga tahun, dan minus 17% dalam lima tahun.
Sebagian besar isi portofolio reksa dana campuran ini adalah saham. Adapun saham terbesar dalam portofolio reksa dana ini per April 2023 adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan komposisi 9,6%.
Beberapa pekan yang lalu, BBRI memang sempat mengalami all time high. Berdasarkan kinerja keuangannya pada kuartal I-2023, BBRI menjadi saham dengan perolehan dan pertumbuhan laba terbesar. Seperti diketahui laba bank plat merah itu mencapai Rp 15,56 triliun, naik 27,37% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Bukan rahasia lagi, BBRI memang kerap kali dianggap sebagai saham blue chip dengan fundamental baik yang layak dibeli untuk jangka panjang.
Meski demikian, reksa dana ini memegang satu saham yang saat ini harga pasarnya Rp 45 perak per lembar di 12 Juni 2023, apalagi kalau bukan saham KIAS (PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk). Saat ini emiten tersebut masih berada dalam pemantauan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Selain KIAS, duo saham milik Prajogo Pangestu yaitu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT). TPIA membukukan kerugian sebesar US$ 149 juta atau setara dengan Rp 2,2 triliun di sepanjang 2022. Sementara itu BRPT mengalami penurunan laba bersih sebesar 89,1%.
Satu lagi adalah saham PT MNC Land Tbk (KPIG), meski sukses membukukan kenaikan laba 153% secara YoY di kuartal I 2023, laba tersebut tidak tercermin di laporan arus kas. Arus kas operasional KPIG juga seringkali tercatat minus.
Meski tidak ada informasi di harga berapa manajer investasi membeli kedua saham ini untuk reksa dana HPAM Flexi Plus, namun valuasi BRPT dan TPIA seringkali dianggap premium.
Pada sesi perdagangan I 13 Juni 2023, BRPT ditransaksikan dengan nilai Price to Earning Ratio (PER) sebesar 2.336,15 kali dan Price to Book Value (PBV) di 2,77 kali. Sementara itu, TPIA, memiliki PER -76,87 kali dan PBV di 4,10 kali.
Dua obligasi korporat, satu obligasi negara, & satu instrumen pasar uang
Reksa dana ini memiliki dua obligasi korporasi dan satu obligasi negara. Adapun obligasi dengan persentase terbesar di portofolio HPAM Flexi Plus adalah MEDC04BCN3 atau Obligasi Berkelanjutan IV Medco Energi Internasional Tahap III Tahun 2022 Seri B yang memiliki kupon 8,10% dengan rating -idAA dari Pefindo.
Sementara itu, obligasi korporasi kedua adalah MDKA04CN1 atau Obligasi Berkelanjutan IV Merdeka Copper Gold Tahap I Tahun 2022 dengan kupon 10,3% dan rating idA+ dari Pefindo.
Untuk obligasi negara, reksa dana HPAM Flexi Plus memiliki obligasi FR0070 yang memiliki kupon 8,375% dan jatuh tempo di tahun depan.
Menyaksikan komposisi obligasi reksa dana ini, kedua obligasi korporat tersebut memiliki peringkat yang cukup baik atau layak investasi. Dan jika kita berbicara tentang FR0070, ini adalah surat utang negara (SUN) yang aman dari risiko gagal bayar.
Adapun instrumen pasar uang di reksa dana ini adalah Bank NOBU. PT Henan Putihrai Asset Management tidak menjelaskan secara rinci mengenai hal tersebut, namun bisa dipastikan aset tersebut adalah deposito.
Saham masih menjadi aset dengan jumlah terbesar di reksa dana campuran yang dirilis PT Samuel Asset Management ini. Reksa dana ini juga memiliki dua saham bank besar berfundamental baik di portofolionya yaitu BBCA dan BMRI, namun saham dengan persentase terbesar di reksa dana ini adalah saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA).
Seperti diketahui, pada kuartal I 2023 emiten distributor gas ini sukses membukukan kenaikan laba sebesar 148% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni US$5,72 juta.
Prospek emiten ini juga cukup cerah di masa depan, lantaran berdasarkan Shell's LNG Outlook 2023, permintaan LNG dari Eropa yang meningkat diperkirakan bakal memperketat kompetisi pasar gas cair dengan sejumlah negara di Asia hingga 2 tahun ke depan.
Adapun satu emiten yang kiranya harus menjadi perhatian adalah PT Global Digital Niaga Tbk (BELI). Emiten ini kembali membukukan kerugian di kuartal I 2023 sebesar Rp 878 miliar, angka ini terkikis 17,8% dari periode yang sama di tahun sebelumnya yakni Rp 1 triliun.
Bukan cuma itu, arus kas emiten teknologi yang berada di bawah naungan Djarum Group ini juga dinyatakan minus Rp 1,1 triliun dari periode yang sama. Hal ini disebabkan oleh tingginya pembayaran atau biaya keluar dibandingkan penerimaan.
Meskipun kerugian yang dialami BELI menurun dari periode sebelumnya, BELI sejatinya mencoba melakukan ekspansi lewat bisnis agen tiket yaitu Tiket.com di Malaysia. Namun sepertinya, pamor Blibli.com yang merupakan salah satu merek dagang BELI masih kalah pamor dengan e-commerce lain.
Hal itu ditunjukkan dari data SimilarWeb pada kuartal I 2023 yang menunjukkan bahwa Shopee dan Tokopedia masih menduduki urutan pertama dalam kunjungan situs terbanyak di Indonesia. Sementara Blibli berada di urutan kedua terbawah.
Obligasi di reksa dana ini semuanya adalah obligasi negara
Tidak perlu khawatir gagal bayar, seluruh obligasi di reksa dana Sam Cipta Sejahtera Campuran ini adalah obligasi negara. Dan salah satunya adalah Project Based Sukuk seri PBS012, seperti diketahui ini adalah salah satu Surat Berharga Negara Syariah (SBSN).
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, SBN atau SBSN merupakan instrumen keuangan yang aman dan bebas dari risiko default atau gagal bayar.
Jika dilihat secara YoY dari 12 Juni 2023, kinerja reksa dana ini dinyatakan minus 3,7%, namun dalam tiga tahun kinerjanya positif, bahkan tembus 19,8%.
Berdasarkan informasi di fund fact sheet reksa dana ini yang dirilis April 2023, terlihat jelas bahwasannya 10 aset yang menjadi efek terbesar di reksa dana ini merupakan obligasi negara.
Adapun satu obligasi korporat di Danareksa Balance Regular Income Fund adalah PPLN03ACN7 yakni obligasi milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Berdasarkan informasi di situs Cbonds.com, obligasi tersebut sudah jatuh tempo pada 6 Mei 2023 lalu.
Ketika sebuah obligasi di reksa dana mengalami jatuh tempo, maka manajer investasi tentu akan menggantinya dengan obligasi baru.
Sayangnya, tidak ada informasi lanjut mengenai saham-saham yang masuk dalam portofolio reksa dana ini. Namun informasi di fund fact sheet terakhir menunjukkan bahwa, alokasi saham reksa dana Danareksa Balance Regular Income Fund sebagian 9% ada di sektor industri dasar, 8% di keuangan, 7% di energi, 2% di konsumer non siklikal, 2% di kesehatan, 1% di infrastruktur dan 0% di sektor industrial.
Secara garis besar, keuntungan membeli reksa dana campuran adalah bisa memiliki sebuah portofolio investasi yang terdiversifikasi secara otomatis lantaran satu dengan satu produk saja, Anda bisa mendapatkan saham, obligasi, dan instrumen pasar uang.
Ketiga produk ini sejatinya masih bisa Anda gunakan sebagai pendamping investasi Anda baik dalam jangka menengah atau panjang sekalipun.
Seperti yang dijelaskan di atas, kinerja masa lalu yang minus tentu tidak bisa menjamin kinerja di masa yang akan datang.
Namun dari tiga reksa dana ini, manakah yang kiranya bisa dipilih untuk investasi?
Tim Financial Expert CNBC Indonesia menilai, untuk opsi jangka menengah dan panjang Sam Cipta Sejahtera Campuran mungkin bisa menjadi pilihan Anda untuk diversifikasi investasi, dengan pertimbangan reksa dana ini memiliki saham-saham dengan fundamental baik yang diimbangi dengan obligasi negara.
Sementara itu untuk tujuan jangka pendek (minimal tiga tahun) hingga menengah, Anda bisa memilih reksa dana yang dirilis oleh PT Danareksa Investment Management, lantaran banyaknya instrumen pendapatan tetap yang bebas risiko gagal bayar di reksa dana tersebut.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan dari Financial Expert CNBC Indonesia. Tim Financial Expert tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk reksa dana terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.