Inflasi Terjaga, Sejumlah Pengamat Optimis Hadapi 2023

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
30 January 2023 18:48
Suasana gedung bertingkat di Jakarta, Senin (5/2/2018). Tahun ini, bank Indonesia memperkirakan ekonomi akan tumbuh lebih baik dibandingkan dari tahun lalu di kisaran 5,1 hingga 5,5 persen seiring membaiknya perekonomian global. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - President Director of PT Schroder Investment Management Indonesia, Michael T. Tjoajadi mengungkapkan, bahwa ekonomi dunia masih dalam tren penurunan dan diprediksi akan berlanjut di 2023.

Berbagai upaya pun terus dilakukan pemerintah, untuk menjaga perekonomian tetap tumbuh, salah satunya dengan menekan laju inflasi. Alhasil Inflasi di Indonesia saat ini jauh lebih terkontrol dan lebih baik bila dibandingkan dengan negara lain seperti di Amerika dan Eropa.

Tingginya inflasi di negara Eropa maupun Amerika, terjadi lantaran harga energi dan makanan dibiarkan sesuai dengan mekanisme pasar, sehingga inflasi bergerak 'liar' atau tidak terkendali.

"Di Indonesia semua disubsidi. Bahkan pernah perkara CPO, dimana diharuskan untuk ditekan turun supaya harga minyak goreng tidak naik dan menekan inflasi," ujarnya dalam HSBC Wealth Forum '2023 Soaring Above the Storm-Recession or Investment Opportunity' di Surabaya pada Desember lalu.

Strategi pemerintah sendiri untuk menjaga perekonomian masih cukup baik, khususnya di sektor komoditas dan energi. Mulai dari pemenuhan batu bara dalam negeri lewat ketentuan Domestic Market Obligation/ DMO hingga ketentuan pajak ekspor.

Menurut Michael, dengan ketentuan tersebut pemerintah masih memiliki kekuatan untuk terus menjaga inflasi ke depan agar tetap terjaga dan dampak gejolak ekonomi dunia tidak akan terasa sangat besar di Indonesia.

"Untungnya kita bisa ekspor nikel sehingga kita cukup banyak uang untuk melakukan subsidi, pajak ekspor juga naik, kita bisa tetap melakukan itu sehingga kita tidak harus menaikkan harga minyak serta merta seperti Eropa maupun AS. Dan kita bisa tetap menekan laju inflasi kita, kemudian pelan-pelan menaikan suku bunga," jelasnya.

Hal tersebut juga disampaikan Anton Hermanto Gunawan, Ekonom dan Lead Advisor Economics Finance & Inclusion Division dari lembaga Australia-Indonesia Partnership for Economic Development.

Menurutnya, dengan laju inflasi yang dapat dikontrol dengan baik tersebut, pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun ini bisa mencapai angka 5,4%.

Namun, untuk mencapai angka tersebut, salah satu tantangannya adalah realisasi dari spending pemerintah yang harus ditingkatkan cukup besar.

"Hingga bulan September, itu masih surplus. Oktober sudah mulai defisit kecil. Sampai bulan November defisitnya sekitaran 1,3% yang menunjukkan bahwa daya dorong dari budget sendiri masih kurang bisa untuk mendorong ekonomi," terangnya.

Namun menurutnya, masyarakat tidak perlu risau karena menuju 2023, pemerintah telah kembali kepada spending government budget yang berdasarkan fiscal rule. Artinya, sesuai 3% fiscal rule, defisit APBN dan APBD tidak boleh melebihi 3% PDB (Produk Domestik Bruto) agar pemerintah tidak berlebihan dalam spending.

Hal ini didukung dengan sisi penerimaan revenue pajak yang naik cukup tinggi dan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing dikatakannya cenderung stabil.

"Jadi ada windfall profit dari commodity boom buat pemerintah," jelasnya.

Dengan segala tantangan dan peluang itu, HSBC juga terus mendukung Nasabahnya dengan menyediakan solusi perbankan yang mumpuni dalam menghadapi gejolak ekonomi ke depan.

Hal ini karena HSBC dalam hal Wealth Management bukan hanya sekadar berinvestasi, namun juga mengedepankan financial solution approach bagi Nasabah untuk memastikan seluruh kebutuhan finansial Nasabah dapat teridentifikasi dengan baik, seperti di protection, education, retirement, managing wealth, dan legacy.

HSBC memiliki tools efektif yang dapat mengidentifikasi kebutuhan finansial Nasabah sehingga Nasabah bisa mengetahui berapa besar yang dibutuhkan, dipersiapakan, dan gap yang harus dipenuhi. Karena setiap individu adalah unik sehingga memerlukan perencanaan keuangan yang spesifik sesuai kebutuhan Nasabah yang beragam.

HSBC Indonesia juga baru saja memenangkan penghargaan internasional "The Best Wealth Manager" di Indonesia, untuk yang kelima kalinya berturut-turut dari The Asset Triple A Private Capital awards sejak 2018. Penghargaan ini merupakan wujud nyata kepercayaan para nasabah serta konsistensi untuk menjadi thought leader di bidang wealth management dan membuka dunia penuh peluang di Indonesia.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Influencer, Artis, & Orang Awam Ramai-Ramai Bahas Resesi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular