Review Sepekan

Fantastis, Investor Happy IHSG Terbang 3,25% Pekan Ini

My Money - Feri Sandria, CNBC Indonesia
21 January 2023 13:00
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mengawali tahun dengan koreksi dalam dua pekan perdana, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya berakhir di zona hijau dan kinerjanya melonjak tajam pekan ini.

Indeks acuan bursa domestik ditutup terbang 3,25% secara point-to-point dalam sepekan dan berakhir di posisi 6.874,931 pada penutupan perdagangan Jumat, 20 Januari 2023.

Pekan ini IHSG nyaris secara eksklusif ditutup di zona hijau, kecuali pada perdagangan Rabu (18/1) yang terkoreksi tipis 0,02% karena investor wait and see keputusan suku bunga Bank Indonesia yang diumumkan sehari setelahnya.

Kenaikan ini akhirnya mampu membuat IHSG berbalik arah dan mencatatkan return positif untuk 2023, dari semula tertekan dalam dan menjadi salah satu indeks nasional dengan kinerja terburuk di dunia. Meski demikian return IHSG masih menjadi salah satu yang paling kecil di kawasan ASEAN dan Asia Pasifik dan hanya lebih dari yang dicatatkan indeks acuan bursa Malaysia.

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat transaksi saham di bursa turun menjadi Rp 51,23 triliun dari pekan sebelumnya senilai Rp 57,69 triliun. Sejak awal tahun perdagangan harian di bursa memang tercatat masih relatif sepi, dengan investor tampang masih belum sepenuhnya kembali aktif di pasar modal, serta sejumlah libur seperti Imlek akhir pekan ini turut mempengaruhi.

Pekan ini, asing akhirnya tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) setelah dalam dua pekan pertama terjadi aliran deras keluarnya dana asing dari pasar modal Indonesia. Mengutip data statistik BEI, pekan ini ney buy asing mencapai Rp 636 miliar.

Secara sektoral pekan ini semuanya mencatatkan kinerja positif dengan penguatan paling kecil dicatatkan oleh sektor transportasi dan konsumer primer yang masing-masing menguat kurang dari 1% sepanjang pekan ini. Sementara itu saham-saham yang menopang kinerja IHSG pekan ini masih didominasi oleh emiten raksasa blue chip.

Sejumlah sentimen utama yang ikut mendikte pergerakan bursa pekan ini mulai dari rilis sejumlah data ekonomi global dan domestik hingga pengetatan kebijakan moneter dalam negeri.

Pekan ini sentimen positif datang dari neraca dagang yang menjadi angin segar bagi pasar keuangan RI. Badan Pusat Statistik (BPS) surplus neraca perdagangan US$ 54,46 miliar di sepanjang 2022, terbesar sepanjang sejarah.

Lalu ada juga kabar kurang menggembirakan dari Negeri Panda yang mana China mencatatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Biro Statistik Nasional China mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2022 hanya tumbuh sebesar 2,9% secara tahunan dan menjadi salah satu catatan terkecil dalam 40 tahun terakhir.

Lalu ada juga sentimen dari suku bunga terbaru RI yang meski naik, namun masih sesuai ekspektasi pasar. Hasil Rapat Dewan Gubernur dua hari yang berlangsung Kamis (19/1) memutuskan suku bunga BI 7 days reverse repo rate naik sebesar 25 basis point menjadi 5,75%.

BI mengungkapkan, keputusan kenaikan suku bunga yang lebih terukur ini merupakan langkah lanjutan untuk secara front loading preemptive dan forward looking dalam memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan.

Namun, pasar tampaknya merespons positif kode keras Gubernur BI yang memberi sinyal bahwa suku bunga berpotensi untuk tidak akan dinaikkan lagi. Ia menyebut kenaikan kumulatif sejak tahun lalu sebesar 225 basis poin sudah memadai untuk menjaga inflasi. Perry Warjiyo memprediksi inflasi inti akan berada di bawah 4% di semester I-2023.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

IHSG di Bawah Bayang-bayang Rilis Pertumbuhan Ekonomi


(fsd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading