Mau Serok Saham Bank yang Lagi Turun? Baca Ini Dulu...

Financial Expert, CNBC Indonesia
19 April 2024 13:45
Ilustrasi Saham
Foto: Dok. Freepik
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Kisruh Timur Tengah tampaknya memberikan tekanan yang cukup serius pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tepat pada penutupan perdagangan sesi I di 19 April 2024, IHSG sudah ambles 1,45% ke 7.063,10.

Bagi para investor, koreksi IHSG tentu menjadi peluang untuk membeli saham-saham kapitalisasi besar yang memiliki fundamental baik, contohnya seperti saham perbankan.

Seperti diketahui, empat saham bank raksasa di Indonesia juga mengalami koreksi. Sebut saja BBCA (-1,06%), BMRI (-1,10%), BBNI (-1,89%), dan BBRI (-3,20%).

Tak hanya bank-bank besar, saham bank-bank lain yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mengalami hal yang sama.

Saham bank mana yang kiranya menarik untuk dikoleksi? Berikut adalah langkah untuk menganalisis saham-saham perbankan dengan mudah.

Kenali kemampuan dalam menghasilkan pendapatan

Salah satu indikator utama saham bank yang baik adalah kemampuannya untuk menghasilkan pendapatan. Sebagai investor, kita menginginkan saham yang dapat memberikan keuntungan.

Cara untuk menilai kemampuan ini adalah dengan mengetahui net interest margin (NIM). NIM merupakan marjin bunga bersih yang digunakan untuk mengukur pembagian antara bunga pendapatan bank dan jumlah bunga yang diberikan kepada pihak pemberi pinjaman.

Bank yang sehat biasanya memiliki NIM positif dan terus mengalami pertumbuhan. Semakin tinggi NIM, semakin baik karena hal ini berdampak langsung pada profitabilitas bank yang bersangkutan.

Kenali kualitas aset

Selanjutnya adalah memahami kualitas aset bank. Hal ini sangat penting karena aset bank terkait erat dengan penyaluran kredit.

Untuk menilai kualitas penyaluran kredit dan mengurangi risiko, kita dapat melihat rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL). NPL yang rendah menunjukkan kualitas aset yang baik, karena risiko kredit macetnya kecil.

Tingkat pertumbuhan

Sebagai investor, Anda tentu menginginkan saham yang terus tumbuh positif. Pertumbuhan dapat diukur melalui pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) atau Deposit Growth, yang menggambarkan seberapa besar dana yang dikelola bank dan potensi untuk penyaluran kredit.

Selain itu, pertumbuhan kredit atau Loan Growth juga menjadi indikator penting, menunjukkanekspansi bank dalam menyalurkan kredit.

Likuiditas

Likuiditas yang cukup penting untuk memastikan bank dapat memenuhi kewajibannya. Salah satu cara untuk menilai likuiditas adalah melalui Loan to Deposit Ratio (LDR), yang membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan deposito.

Rasio ini harus berada pada level moderat, tidak boleh terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Karena semakin tinggi LDR maka hal itu akan menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat likuiditas bank, sementara itu semakin rendah maka pendapatan dari kredit yang disalurkan bank terbilang rendah.

Adapun nilai LDR yang dinilai ideal menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah 84,06%.

Kecukupan modal

Untuk meninjau bank dari segi permodalan, Anda bisa melihat CAR (capital adequacy ratio) atau rasio kecukupan modal.

CAR menunjukkan seberapa kuatnya ekuitas bank dalam menampung risiko kerugian di masa mendatang. Bank yang sehat memiliki CAR yang tinggi, sesuai standar minimum yang ditetapkan oleh regulator.


(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG & Rupiah Berpeluang Menguat di Akhir 2023, Ini Syaratnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular