Catat! Ini Tips Kelola Duit Saat Inflasi Selangit

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
19 July 2022 12:30
A 2.4 kg chicken is pictured next to 14,600,000 bolivars, its price and the equivalent of 2.22 USD, at a mini-market in Caracas, Venezuela August 16, 2018. It was the going price at an informal market in the low-income neighborhood of Catia. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins    SEARCH
Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi mendapat tantangan dari inflasi yang terus meningkat. Inflasi Indonesia pada Juni sudah mencapai 4,35% secara year-on-year (yoy), naik di atas target Bank Indonesia 4% yoy.

Inflasi bagi negara berkembang seperti Indonesia menjadi bagus karena sebagai sinyal ekonomi bergerak dan daya beli masyarakatnya pun meningkat. Sehingga harga makin mahal karena permintaan yang tinggi.

Akan tetapi inflasi kali ini karena dari sisi pasokan yang bermasalah. Tinggi harga komoditas membuat biaya produksi jadi melambung sehingga mendorong harga jual. Inflasi pun turut melambung.

Nah, inflasi membuat harga-harga makin mahal terutama harga pangan. Harga cabai rawit dan cabai merah bahkan harganya Rp 110.550 dan Rp 99.550 per kilogram (kg) pada hari ini (19/7/2022), berdasarkan catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS). Harga daging ayam ras Rp 42.650 per kg, harga telur ayam Rp 30.950 per kg, harga daging sapi pun mencapai Rp 169.150 per kg.

Dampak inflasi yang melambung tidak bisa dihindari oleh masyarakat. Akan tetapi, bisa disiasati agar keuangan pribadi mampu bertahan saat era inflasi tinggi.

Berikut beberapa cara mengatasi inflasi yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan diri dari kenaikan harga yang disebabkan oleh inflasi

1. Hidup Hemat

Saat harga melambung mulai berhemat dengan cara membeli kebutuhan seperlunya saja, terutama kebutuhan pokok.

Tujuannya adalah agar bisa memiliki uang lebih yang bisa dialokasikan untuk hal hal lain seperti dana darurat, melunasi atau mengurangi utang, dan investasi.

2. Atur Ulang Pos Pengeluaran

Agar lebih hemat, alangkah baiknya mengatur ulang anggaran. Mulai memisahkan mana pos yang merupakan kebutuhan pokok dan mana yang merupakan pos yang merupakan keinginan.

Mungkin bisa mulai mengurangi pos leisure seperti nongkrong atau nonton atau traveling. Bisa dikurangi bukan dihilangkan. Misalnya saja sebulan bisa 4 kali ke bioskop, dikurangi menjadi 2 kali. Sekali nongkrong keluar Rp 200.000 dan bisa 3-4 kali dalam seminggu, bisa dikurangi biayanya atau intensitasnya.

3. Mulai Siapkan Dana Darurat

Inflasi yang tinggi ini membuat dunia khawatir jika resesi terjadi. Hal ini akan ada pengurangan gaji atau bahkan di PHK, dana darurat ini yang nantinya bisa menggantikan pendapatan yang hilang. Jadi lebih baik untuk mengantisipasi sebelum benar-benar terjadi resesi.

Dana darurat yang ideal adalah untuk 3 sampai 6 bulan dalam memenuhi kebutuhan. Masih ada waktu untuk segera mengumpulkannya untuk mengantisipasi hal yang terburuk.

4. Investasi dan menabung

Jika ada kelebihan uang tabung dan investasi. Menabung bisa dilakukan di rekening terpisah untuk dana jaga-jaga atau kejadian tidak terduga dan likuid atau cepat cair.

Investasi juga bisa dilakukan di aset minim risiko seperti, reksa dana pasar uang, reksa dana tetap, obligasi ritel Indonesia atau bahkan saham.. Instrumen tersebut memiliki imbal hasil di atas inflasi. Jadi aset investasi masih bisa mengalahkan inflasi.

Berdasarkan Bareksa, produk reksadana pasar uang bisa memberikan return hingga 4,89% dalam setahun dan pendapatan tetap bisa mencapai 7,18%. Sementara obligasi ritel memberikan imbal hasil hingga 4,9%.

5. Cari Pendapatan Lainnya

Menghemat mungkin saja bisa menjaga keuangan pribadi saat terjadi resesi. Namun akan lebih aman jika menambah aliran kas masuk atau pendapatan untuk makin memperkokoh kesehatan keuangan pribadi.

Sehingga ada tambahan kas yang masuk ke dompet. Sehingga bisa lebih banyak uang ditabung atau investasi agar lebih siap menghadapi inflasi.

Uang tambahan bukan berarti gaya hidup juga meningkat. Saat inflasi melambung, tetaplah berhemat dan uang dari pendapatan lain bisa untuk menabung atau investasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banyak Dinamika Global, Bisnis Konsumer Perbankan Masih Cuan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular