InsurTech Menjamur, Asuransi AIA Siap Proteksi Gamers

My Money - Teti Purwanti, CNBC Indonesia
10 January 2022 14:20
Ilustrasi (Photo by Pixabay via pexels) Foto: Ilustrasi (Photo by Pixabay via pexels)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan menilai tingkat melek teknologi informasi (IT) masyarakat Indonesia mendukung perkembangan dunia asuransi. Hal ini berimbas langsung terhadap perolehan premi asuransi melalui kanal distribusi insurance technology (insurtech) yang bertambah.

Selain itu, adaptasi perusahaan asuransi terkait penggunaan teknologi digital, tidak hanya berhenti dalam proses pemasaran produk-produk asuransi namun juga bisa meningkatkan literasi keuangan. Karena dengan kemudahan yang ditawarkan teknologi membuka batas-batas wilayah sehingga dapat menjangkau segmen yang lebih luas.

Pemanfaatan teknologi informasi inilah yang membuka peluang insurtech menjadi kanal andalan baru penetrasi asuransi, baik asuransi jiwa dan asuransi umum, di Tanah Air. Mengingat saat ini pembelian produk asuransi semakin mudah, bahkan bisa dilakukan secara teleconference. Akan tetapi, pemanfaatannya tetap harus mengedepankan prinsip transparansi produk, sehingga masyarakat paham akan isi polis asuransinya.

Salah satu produk yang cocok ditawarkan melalui kanal digital atau insurtech adalah produk yang sesuai bagi para pemain game atau gamers. Studi dari Harvard menyatakan kekhawatiran akan dampak dari penggunaan gadget yang berlebihan. Hasil studi menemukan peradangan Sindrom Lorong Kapal yang menyebabkan saraf terhimpit di area pergelangan tangan para gamers dan masyarakat umum yang terbiasa menggunakan gadget secara intensif.

Kejelian dalam melihat kebutuhan pasar mendorong PT AIA FINANCIAL (AIA) atau Asuransi AIA berkolaborasi dengan Gojek melalui GoPay menghadirkan produk asuransi bagi gamers di fitur GoSure. Chief Marketing Officer AIA Indonesia, Kathryn Monika Parapak mengatakan, kolaborasi AIA bersama GoPay dalam menghadirkan produk asuransi AIA di platform GoSure merupakan babak baru bagi pelaku di industri asuransi.

"Hal ini juga menjadi bagian penting dari pilar strategi Asuransi AIA dalam memberikan layanan finansial dan program health and wellness untuk membantu jutaan keluarga di Indonesia hidup lebih sehat, lebih lama, lebih baik. Proteksi Gamers hadir untuk mengenalkan manfaat asuransi kepada kalangan muda penyuka games juga pelaku esports di Indonesia," kata Kathryn.

Kathryn juga menambakan, proteksi Gamers ini juga menjawab kebutuhan masyarakat seiring dengan meningkatnya penggunaan gadget berdampak pada kebutuhan proteksi dari risiko kesehatan yang mengintai. Di Indonesia, keberadaan Esport telah menjadi industri yang tengah berkembang, dengan kisaran 44,2 juta pemain per Maret 2021, sehingga memberikan indikasi kebutuhan yang besar terhadap proteksi.

Proteksi Gamers tersedia untuk masyarakat umum berusia 18-45 tahun, menawarkan premi mulai Rp16 ribu dengan manfaat perlindungan selama satu tahun terhadap risiko kesehatan jantung, mata, dan pergelangan tangan seperti Sindrom Lorong Karpal yang menyebabkan saraf terhimpit di area pergelangan tangan, dengan manfaat biaya perawatan juga Daily Hospital Cash Benefit.

Sementara itu, Kapler Marpaung, Pengamat Asuransi yang juga Dosen Program MM- Fakultas Ekonomika & Bisnis Universitas Gadjah Mada berpendapat pandemi Covid 19 yang mengharuskan banyak orang harus stay at home pada akhirnya menjadikan banyak orang menggunakan teknokogi informasi sebagai alat komunikasi, tidak hanya untuk urusan pekerjaan akan tetapi untuk hampir semua kebutuhan hidup termasuk hiburan seperti Electronic Sport atau dikenal dengan Esport.

Para pemain Esport dikenal dengan sebutan Gamers yang saat ini jumlahnya paling banyak di Asia Tenggara. Berdasarkan data dari salah satu sumber jumlah gamers di Asia Tenggara sebanyak 274,5 juta jiwa dan 43% dari Indonesia. Gamers umumnya adalah kelompok usia dewasa muda atau milenial.

Lambatnya pertumbuhan asuransi di masa pandemi, disisi lain membuka potensi market bagi industri asuransi melalui inovasi produk bagi gamers.

"Asuransi AIA sangat tepat menciptakan produk asuransi bagi gamers, karena potensi nya sangat besar, walau jenis produk asuransinya tergolong simple product seperti asuransi jiwa term life dan kesehatan. Ya mungkin semacam micro insurance," kata dia.

Asuransi mikro yang pernah diperkenalkan dan digalakkan di Indonesia beberapa tahun lalu dirasakan kurang berhasil sesuai harapan, setidaknya insurtech kepada gamers yang dirancang oleh Asuransi AIA ini akan dapat meningkatkan literasi asuransi Indonesia yang masih rendah sekitar 19%.

"Walau premi insurtech bagi gamers rendah, apabila tepat sasaran dan tepat guna bukan tidak mungkin Asuransi AIA akan memperoleh premi yang besar. Setidaknya nasabah Asuransi AIA sudah ikut berkontribusi dalam meningkatkan literasi keuangan khususnya sektor asuransi," ujarnya.

Harapan Kapler, Insurtech bisa belajar banyak dari masalah masalah yang terjadi di Fintech yang merugikan nasabah seperti kasus-kasus Pinjaman Online (pinjol).

Selain proteksi Gamers, asuransi AIA Indonesia telah meluncurkan perlindungan untuk Personal Accident dan Cancer Insurance melalui platform GoSure bekerja sama dengan Pasar Polis. Produk Personal Accident memberikan Uang Pertanggungan hingga Rp100 juta dengan premi terjangkau mulai dari Rp25 ribu.

Sedangkan, Cancer Insurance bisa diperoleh dengan premi mulai dari Rp15 ribu untuk perlindungan hingga Rp30 juta. Seluruh produk asuransi AIA kolaborasi dengan GoPay dapat diperoleh dengan metode satu kali pembayaran premi atau single premium.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

5 Manfaat Punya Asuransi, Hidup Bebas Beban Pikiran


(rah/rah)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading