Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 mengubah pola konsumsi dan aliran likuiditas di Tanah Air. Pembatasan sosial dan gejolak pasar akibat resesi ekonomi membuat masyarakat menahan diri berbelanja, atau berinvestasi, dan memilih menyimpannya di bank.
Data Statistik Perbankan Indonesia menunjukkan bahwa sepanjang pandemi tahun lalu Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan naik hingga 10,8%. Kenaikan digit ganda juga terjadi sampai dengan Juni 2021, yang mencapai 11,3%.
Terbaru hingga Oktober, DPK atau simpanan di perbankan menurut Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sedikit melambat yakni, tumbuh sebesar 9,1% (digit tunggal) tetapi menembus level psikologis 7.000 triliun, tepatnya pada Rp 7.301 triliun.
Kenaikan DPK ini terutama ditopang oleh kalangan menengah atas yang memiliki simpanan bersaldo lebih dari Rp 500 juta, alias kaum kaya. Pandemi tak menghalangi pertumbuhan kekayaan mereka, jika mengacu pada data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Buktinya, jika sebelum pandemi (Februari 2020) total simpanan nasabah kaya (pemilik rekening bersaldo lebih dari Rp 500 juta) di kisaran Rp 4.373 triliun, maka per Oktober 2021 nilainya naik Rp 1.000 triliun lebih menjadi Rp 5.340 triliun.
Kenaikan tersebut terutama disumbang kaum sangat kaya (bersaldo di atas Rp 5 miliar) yang melesat 28,2% selama pandemi menjadi Rp 3.719 triliun. Sementara itu, total simpanan kaum kaya (bersaldo Rp 500 juta-Rp 5 miliar) tumbuh 10,1% menjadi Rp 1.621 triliun.
Berapa banyak rekening kaum kaya tersebut? Menurut data LPS jumlahnya hanya 1,5 juta rekening. Data LPS menyebutkan rekening dengan saldo di atas Rp 500 juta porsinya hanya 0,4% dari total rekening tabungan di Indonesia yang mencapai 378,6 juta rekening.
Total aset kaum kaya ini, yakni senilai Rp 5.340 triliun, setara dengan 73,1% total nilai simpanan di perbankan. Artinya, nyaris dua pertiga duit yang disimpan di perbankan Tanah Air dimiliki oleh 1,5 juta kaum kaya di Indonesia.
Keberadaan mereka, dengan lonjakan nilai simpanannya yang mencapai 20%, menjadi ceruk pasar yang menarik untuk digarap perbankan melalui layanan bank khusus (premium banking), seperti yang dijalankan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) melalui brand BNI Emerald.
Mereka akan mendapatkan kartu debit khusus bernama BNI Emerald dan menikmati layanan spesial yang ditawarkan oleh bank pelat merah tersebut. Misalnya, Relationship Manager (RM) dan tim yang berdedikasi untuk membantu nasabah memenuhi kebutuhan pengelolaan asetnya.
Selain menawarkan layanan pengelolaan kekayaan (wealth management) di Indonesia, layanan premium BNI Emerald juga bisa dinikmati selama perjalanan di bandara atau selama di luar negeri di mana BNI memiliki kantor perwakilan atau cabang, yakni Singapura, Hongkong, Seoul (Korea Selatan), Tokyo (Jepang), London (Inggris), dan New York (Amerika Serikat).
Layanan tersebut bisa dinikmati nasabah kaya di tiga tingkatan (tier): Emerald Personal Banking (untuk nasabah bersaldo Rp 500 juta-Rp 5 miliar), Emerald Priority Banking (nasabah bersaldo Rp 5 miliar-Rp 15 miliar), dan Emerald Private Banking (bersaldo Rp 15 miliar lebih).
BNI menawarkan sejumlah privilese bagi nasabah premium mereka lewat promo dan program menarik yang memanjakan nasabah, mulai dari fasilitas tarik tunai ATM luar negeri secara gratis, hingga harga spesial untuk sewa pesawat jet pribadi dan helikopter.
Selama pandemi, BNI Emerald memberikan layanan ekstra untuk membantu nasabah premium mereka mengurangi risiko paparan virus, mulai dari tes swab PCR dan Antigen dari rumah atau on site seharga Rp 1 hanya dengan swipe kartu debit. Mereka juga berhak mendapatkan vaksin gratis, disinfektan gratis untuk mobil dan rumah, serta pengurusan passport tanpa antri.
Sambutan masyarakat terbukti positif, sebagaimana terlihat dari kenaikan jumlah nasabah BNI Emerald sebesar 6,1% dengan pertumbuhan dana simpanan BNI Emerald sebesar 7,2% dan lompatan nilai tabungan hingga 20,7%.
Secara total, BNI Emerald menyumbang 19% dana pihak ketiga (DPK) BNI. Sumbangan terhadap pendapatan non bunga (fee based income) juga melesat tajam, yakni sebesar 65% dari fee pengelolaan investasi dan 25,5% untuk fee secara keseluruhan.
Untuk terus meningkatkan basis pengguna, BNI menawarkan kanal digital untuk pembelian produk investasi dan transaksi perbankan lainnya, serta jasa nasihat keuangan yang paten dari para spesialis. Kanal digital juga digunakan untuk promosi dan kampanye guna meningkatkan awareness akan value yang ditawarkan BNI Emerald.
Selain itu, akuisisi nasabah baru akan dilakukan dengan mengacu pada family tree (runutan keluarga)dan second generation (generasi kedua) dari basis data kaum kaya di Indonesia untuk terus memperluas demografi nasabah di usia produktif.
Melihat value proportion dan strategi pengelolaan nasabah kaya di BNI Emerald, yang memberikan kenyamanan tak hanya dari aspek pengelolaan keuangan, melainkan hingga aspek kenyamanan dan kesehatan nasabah, BNI Emerald terpilih menjadi pemenang penghargaan The Most Innovative Priority Banking in Pandemic 2021 di ajang CNBC Indonesia Awards.
Untuk mencapai penilaian tersebut, Tim Riset CNBC Indonesia melakukan kajian dan analisis terhadap perkembangan layanan premium banking di Tanah Air dan memperhatikan aspek penciptaan nilai yang terbaik di era pemulihan pandemi saat ini.
Proses penilaian dilakukan pada November melalui riset kualitatif berbasis data sekunder dari publikasi resmi bank-bank di Indonesia, data pemerintah dan otoritas keuangan, serta media monitoring terhadap 10 media utama nasional.
TIM RISET CNBC INDONESIA