
Lebih Cuan dari Deposito, ORI20 Tawarkan Kupon 4,95%

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan resmi meluncurkan penawaran Surat Berharga Negara jenis ORI20.
Direktur Jenderal PPR, Luky Alfirman mengatakan ORI20 merupakan instrumen investasi terakhir yang ditawarkan dengan masa penawaran mulai 4-21 Oktober 2021.
"Masyarakat dapat melakukan investasi langsung melalui 27 channel mitra distribusi. Ada bank, Sekuritas, financial technology, dan lainnya," ujarnya saat peluncuran secara virtual, Senin (4/10/2021).
Menurut Lucky keuntungan masyarakat jika berinvestasi pada instrumen yang satu ini adalah selain keuntungan imbal hasil, bisa juga membantu negara dalam memerangi pandemi. Sebab, dana hasil ORI20 ini salah satunya digunakan untuk mengatasi pandemi.
"Vaksinasi data saat ini, vaksinasi 136 juta dosis atau 32,7% dari target. Dukungan ini sudah menjadi komitmen bersama, pendanaan tertuang dalam APBN 2021. Kemudian digunakan untuk penyediaan perawatan pasien covid-19 di mana realisasi pembayaran klaim mencapai Rp 31,6 triliun," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Surat Utang Negara, Deni Ridwan mengatakan ORI20 ini memiliki tenor 3 tahun. Di mana selama 3 tahun setiap bulannya akan mendapatkan kupon/pendapatan.
"Apa yang apa yg menarik, karena menawarkan kupon 4,95% per tahun. kompetitif dibanding deposito yang antara 2-3% maksimal," jelasnya.
Menurutnya, ORI20 lebih menarik dibandingkan dengan investasi seperti deposito. Selain imbal hasil yang lebih tinggi, dari sisi pajak penghasilan menurutnya juga jauh lebih rendah. Untuk PPh deposito saat ini di kisaran 20%, sementara pajak ORI20 resmi diturunkan pada September lalu, menjadi 10%.
"Dari yield lebih besar, pajak lebih kecil. Sehingga lebih cuan," tegasnya.
Bagi investor yang tertarik, bisa segera melakukan pembelian ORI20 di 17 mitra distribusi. Mulai dari Bank, perusahaan sekuritas hingga perusahaan fintech. Adapun pembelian bisa dimulai dari Rp 1 juta.
"Mulai dari Rp 1 juta maksimal adalah Rp 2 Miliar. Karena kita melakukan evaluasi 2021, ternyata seringkali menghadapi alokasi untuk investor ritel ini sudah habis sebelum penutupan," pungkasnya.
(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Mantra' Investasi 2R dan 2L dari DJPPR, Apa Itu?