Internasional

Jualan Aset Kripto, Bocah 12 Tahun Ini Cuan Ratusan Miliar!

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
27 September 2021 11:05
Benyamin Ahmed
Foto: Benyamin Ahmed (Dok. Imran Ahmed via CNBC)

Jakarta, CNBC Indonesia - Benyamin Ahmed bukanlah anak berusia 12 tahun pada umumnya. Ketika dia sedang tidak sekolah, dia suka berenang, taekwondo - dan belajar cara membuat kode, salah satu hobi yang cukup unik dan jarang dilaksanakan oleh anak kecil lain.

Pada usia 5 tahun, Ahmed mulai melakukan pemrograman setelah melihat ayahnya, Imran yang bekerja sebagai pengembang web. Awalnya dia mulai dengan HTML dan CSS. Tidak berhenti di situ Ahmed terus mengembangkan keterampilan pemrograman lalu kemudian mempelajari JavaScript dan program lainnya.

Namun akhir-akhir ini, non-fungible tokens atau NFT (salah satu set kripto berupa token yang tidak dapat dipertukarkan), dan kontrak pintar, atau kumpulan kode yang merupakan teknologi blockchain untuk pengembangan decentralized finance (DeFi) dan teknologi kripto secara luas, menarik perhatian Ahmed.

"Saya pertama kali belajar tentang NFT awal tahun ini," kata Ahmed, yang berbasis di London, kepada CNBC Make It, baru-baru ini, dikutip Jumat (24/9).

"Saya terpesona dengan NFT karena Anda dapat dengan mudah mentransfer kepemilikan NFT melalui blockchain."

NFT adalah aset digital unik, termasuk jpeg dan klip video, yang diwakili oleh kode yang direkam pada blockchain, yang merupakan buku besar (ledger) digital terdesentralisasi. Setiap NFT dapat dibeli dan dijual, seperti aset fisik, tetapi blockchain memungkinkan pengecekan kepemilikan dan validitas dari masing-masing item.

Ahmed sangat tertarik dengan teknologi tersebut dan memutuskan untuk membuat koleksi NFT miliknya sendiri.

Koleksi NFT pertamanya, yang ia luncurkan awal musim panas ini, terdiri dari 40 avatar berpiksel warna-warni yang disebut Minecraft Yee Haa.

Koleksi NFT Ahmed yang dipublikasikan di TwitterFoto: Koleksi NFT Ahmed yang dipublikasikan di Twitter
Koleksi NFT Ahmed yang dipublikasikan di Twitter

"[Ini] saya buat setelah menghabiskan terlalu banyak waktu bermain [video game] Minecraft," kata Ahmed. Dia menciptakan karya tersebut dan memprogramnya sendiri.

Koleksinya tidak langsung laku di pasar, tapi Ahmed merasa santai. Dia melihat proyek ini lebih sebagai pengalaman belajar dan ingin terus berkreasi.

Pada bulan Juni, ia mulai membuat kode Weird Whales, koleksi NFT keduanya, yang menampilkan 3.350 paus berpiksel, masing-masing dengan ciri yang berbeda.

Salah satu Weird Whales Benyamin Ahmed, nomor 1523 (Curtesy of Imran dan Benyamin Ahmed via CNBC Make It)Foto: Salah satu Weird Whales Benyamin Ahmed, nomor 1523 (Curtesy of Imran dan Benyamin Ahmed via CNBC Make It)
Salah satu Weird Whales Benyamin Ahmed, nomor 1523 (Curtesy of Imran dan Benyamin Ahmed via CNBC Make It)

Proyek ini menggabungkan beragam jenis meme menggunakan gambar ikan paus, dengan ciri-ciri yang mirip dengan CryptoPunks, salah satu koleksi NFT yang paling ikonik dan dikabarkan laku dijual di harga US$ 11,8 juta atau setara dengan Rp 171,1 miliar (kurs Rp 14.500/US$).

Proyek ini menelan biaya US$ 300 (Rp 4,35 juta), kata Ahmed, yang sebagian besar terdiri dari membayar biaya yang dibebankan untuk memverifikasi blockchain setiap NFT.

NEXT: Sudah CuanĀ Berapa si Ahmed?

Ahmed belajar cara membuat kode koleksi pausnya dari tutorial online dan mentor yang dia temui di komunitas Discord, katanya.

Salah satu pengembang di balik proyek NFT lain dengan akun bernama Boring Bananas mengirimi Ahmed sebuah skrip untuk digunakan sebagai template atau contoh untuk memprogram desain Weird Whales, kata ayahnya, Imran.

"Kakakku dan ayahku sangat bersemangat dan terpesona melihat bagaimana mereka keluar," kata Ahmed.

"Kami melakukan beberapa pekerjaan di situs web dan smart contract serta memposting utas di Twitter."

Setelah diluncurkan pada bulan Juli, seluruh koleksi miliknya terjual habis dalam sembilan jam, dan Ahmed menghasilkan lebih dari 80 eter dalam satu hari. Karena dia menahan semua keuntungannya dalam eter, jumlah itu bernilai lebih Rp 3,81 miliar menggunakan harga pada 27 Agustus lalu.

Dia kemudian mendapatkan tambahan 30 eter, sekitar Rp 1,43 miliar, dari hasil penjualan kembali, karena Ahmed mendapatkan royalti 2,5% pada setiap penjualan sekunder.

Ahmed telah menghasilkan lebih dari Rp 5,24 miliar hingga saat ini, dan pendapatan tersebut diproyeksikan akan terus bertambah di masa depan.

Sampai sekarang, Ahmed tidak memiliki rekening bank tradisional, hanya dompet cryptocurrency.

"Saya berencana untuk menyimpan semua eter saya dan tidak mengubahnya menjadi uang kertas," kata Ahmed.

"Ini mungkin bukti awal bahwa, di masa depan, mungkin semua orang tidak [membutuhkan] rekening bank dan hanya memiliki alamat ether dan dompet." Namun, dia akan segera membuat rekening bank untuk keperluan pajak, katanya.

Ke depan, Ahmed sedang mengerjakan proyek NFT lain dan memprediksi bahwa banyak dari koleksi NFT yang lebih sukses akan memiliki komponen meme.

seperti bagaimana dogecoin yang terinspirasi meme baru-baru ini melonjak popularitasnya.

"Saya pikir meme memainkan peran besar di ruang ini," kata Ahmed, seperti bagaimana dogecoin yang terinspirasi meme yang sejak awal tahun ini popularitasnya melonjak.

Kuncinya, bagaimanapun, akan memiliki IP (intellectual property), atau kekayaan intelektual, katanya. Untuk melakukannya, ayah Ahmed telah menghubungi pengacara untuk mengurusi merek dagang Weird Whales dan proyek mendatang lainnya.

"Ketika orang membeli Weird Whales, mereka berinvestasi pada saya dan masa depan saya," kata Ahmed.

"Jika saya terus seperti ini, saya mungkin akan berakhir seperti pengusaha teknologi lain di luar sana seperti Elon Musk dan Jeff Bezos."

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular