Banyak Kabar Buruk, Harga Emas Antam Masih Tahan Banting!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, turun tipis pada perdagangan Jumat (20/8/2021). Padahal, banyak kabar buruk yang bisa membuat harga emas terpuruk.
Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas batangan Cuma turun Rp 1.000/gram. Satuan 1 gram dijual Rp 946.000/batang, secara persentase turun 0,11%.
Penurunan tersebut terbilang kecil jika dibandingkan emas dunia yang melemah 0,41% ke US$ 1.780/troy ons. Tekanan datang bagi emas dunia sejak Kamis dini hari waktu Indonesia. Risalah rapat kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) edisi Juli yang menunjukkan peluang tapering di tahun ini.
Tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) pernah terjadi di tahun 2013, dampaknya harga emas dunia berada dalam tren menurun hingga tahun 2015. Dari rekor tertinggi saat itu yang dicapai September 2011, emas dunia ambrol hingga 45%.
Bayang-bayang masa kemerosotan emas pun kembali muncul. Tekanan bagi emas semakin besar setelah klaim tunjangan pengangguran dilaporkan sebanyak 348.000 pengajuan klaim, atau lebih baik dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 365.000 klaim baru. Selain itu angka tersebut merupakan yang terendah selama pandemi.
Membaiknya pasar tenaga kerja tentunya menjadi kabar bagus bagi perekonomian. Tetapi di sisi lain juga memberikan kabar buruk, yakni semakin menguatnya peluang tapering di tahun ini seperti yang tertuang dalam risalah The Fed. Sebab, data tenaga kerja merupakan salah satu acuan The Fed dalam memutuskan tapering selain juga data inflasi.
The Fed mengatakan inflasi AS sudah mencapai target, dan pasar tenaga kerja hampir sesuai ekspektasi.
Rilis data klaim tunjangan pengangguran bisa memberikan gambaran data tenaga kerja AS bulan Agustus yang akan dirilis awal bulan depan. Data tersebut akan menjadi krusial, jika kembali menunjukkan perbaikan lebih lanjut, maka peluang The Fed mengumumkan tapering pada 23 September mendatang. Emas pun waspada.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)