Investor Cairkan Cuan, Harga Emas Antam Mager 2 Hari!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 August 2021 08:48
Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia masih belum mampu membuat tren kenaikan setelah sempat melemah pada pekan lalu. Alhasil, harga emas Antam di dalam negeri mager dalam 2 hari terakhir.

Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini dijual Rp 948.000/batang untuk ukuran 1 gram. Harga tersebut tidak berubah sejak Sabtu pekan lalu.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

BeratHarga DasarHarga NPWP (+Pajak 0.45%)Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr524,000526,000528,000
1 gr948,000952,000956,000
2 gr1,836,0001,844,0001,852,000
3 gr2,729,0002,741,0002,753,000
5 gr4,515,0004,535,0004,555,000
10 gr8,975,0009,015,0009,055,000
25 gr22,312,00022,412,00022,512,000
50 gr44,545,00044,745,00044,945,000
100 gr89,012,00089,412,00089,813,000
250 gr222,265,000223,265,000224,265,000
500 gr444,320,000446,319,000448,318,000
1000 gr888,600,000892,598,000896,597,000

Harga emas dunia pada perdagangan Senin kemarin stagnan di kisaran US$ 1.813/troy ons, terlihat kehilangan momentum penguatan setelah menyentuh US$ 1.830/troy ons pada Kamis pekan dulu.

Craig Erlam, analis dari OANDA mengatakan emas yang menyentuh US$ 1.830/troy ons memicu aksi ambil untuk (profit taking) yang membuat harga emas berbalik arah. Tetapi penurunan indeks dolar AS serta yield obligasi (Treasury) masih menjaga kinerja emas hingga berakhir stagnan kemarin.

"Dolar AS dan yield Treasury sedikit turun, yang mendukung bangkitnya harga emas," kata Erlam, sebagaimana dikutip CNBC International.

Erlan juga mengatakan jika indeks dolar AS dan yield Treasury terus menurun, maka harga emas akan kembali menanjak.

Meski demikian, kondisi saat ini masih mendukung penguatan emas, sebab bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) kemungkinan besar tidak akan melalukan tapering di tahun ini. Hal tersebut diperkuat dengan pertumbuhan ekonomi serta inflasi di AS yang lebih rendah dari prediksi.

Pelaku pasar saat ini menanti rilis data tenaga kerja AS di pekan ini. Sebab selain inflasi, data tenaga kerja merupakan acuan The Fed dalam menetapkan kapan tapering atau pengurangan nilai pembelian aset (quantitative easing/QE) akan dilakukan.

Data klaim tunjangan pengangguran AS yang dirilis secara mingguan belakangan ini menunjukkan peningkatan, yang menjadi tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja AS.

David Meger, direktur trading logam mulia di High Ridge Futures mengatakan kondisi saat ini masih mendukung emas menguat, tetapi rilis data tenaga kerja AS Jumat nanti masih menjadi risiko utama yang harus dihadapi.

"Kondisi pasca pengumuman kebijakan moneter The Fed pekan lalu masih kondusif untuk mendorong kenaikan emas," kata Meger sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (2/7/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Logam Mulia Turun, Potret Antusias Warga Beli Emas Antam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular