Emas Antam Hari Ini Naik Seceng, Seminggu Naik Rp 21.000!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 May 2021 10:25
Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Emas Antam (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Logam Mulia milik PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) hari ini kembali naik. Dalam sepekan terakhir, kenaikan harga emas Antam cukup impresif.

Pada Sabtu (22/5/2021), harga Logam Mulia Antam berada di Rp 958.000/gram, naik Rp 1.000 dibandingkan posisi kemarin, Jumat (21/5/2021).

Secara mingguan, kenaikannya lebih sangar. Pada awal pekan, harga Logam Mulia Antam masih di Rp 937.000/gram. Artinya, harga melonjak Rp 21.000 dalam sepekan. Lumayan...

Perkembangan harga Logam Mulia Antam tidak lepas dari harga emas dunia yang memang dalam tren naik. Dalam sepekan ini, harga emas dunia di pasar spot melesat 2,11%. Selama sebulan terakhir, harga meroket 5,45%.

Kenakan harga emas disebabkan oleh pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Harga emas dan dolar AS punya hubungan yang berbanding terbalik.

Emas adalah komoditas yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika mata uang Negeri Paman Sam melemah, maka emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Permintaan emas naik, harga pun terungkit.

Halaman Selanjutnya --> Dolar AS Melempem

Sepanjang pekan ini, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,34% secara point-to-point. Sejak awal bulan ini, Dollar Index anjlok 1,37%.

Dolar AS yang melempem adalah akibat dari berkurangnya kekhawatiran terhadap pengetatan kebijakan moneter. Bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) diyakini akan tetap mempertahankan suku bunga acuan rendah dekat dengan 0% dalam jangka waktu yang cukup lama.

"Kami melihat dolar AS melemah terhadap berbagai mata uang karena The Fed sepertinya akan menahan suku bunga rendah lebih lama. Ini akan menjadi sentimen bearish bagi dolar AS," kata Edward Moya, Senior Market Analyst di OANDA, seperti dikutip dari Reuters.

Saat suku bunga rendah, maka imbalan investasi dari aset-aset berbasis dolar AS (terutama instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi) menjadi tidak menarik. Permintaan terhadap dolar AS akan turun, sehingga nilai tukarnya melemah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular