InvesTime

Transaksi Lagi Sepi, Ssstt..Ini Bocoran 3 Saham Potensi Cuan!

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
19 May 2021 10:35
Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai transaksi harian di bursa saham sepanjang Mei cenderung mengalami penurunan dibanding rerata transaksi di awal tahun ini yang sempat menyentuh Rp 20 triliun per harinya.

Selasa kemarin (18/5), data perdagangan mencatat, nilai transaksi harian mencapai Rp 10,85 triliun dengan frekuensi sebanyak 977.690 kali. Investor asing melakukan penjualan bersih senilai Rp 340,05 miliar.

Head of Research PT Panin Sekuritas Tbk (PANS), Nico Laurens menjelaskan, penurunan nilai transaksi saham di bursa saham domestik tak lain disebabkan, investor global lebih memilih menempatkan asetnya di bursa saham yang lebih defensif seperti Eropa dan Amerika Serikat.

Hal tersebut sejalan dengan progres vaksinasi massal yang lebih cepat ketimbang di Indonesia, hal ini memicu keyakinan bisnis maupun consumer confident terjadi lebih cepat di negara-negara maju. Sebagai perbandingan saja, di AS, jumlah warga yang divaksinasi sudah mencapai 30% sampai dengan 40% dari total populasi, sedangkan Indonesia masih di bawah 10% populasi.

"Concern investor kondisinya lagi sedikit risk off sekarang, dari sisi alokasi aset lebih banyak di capital market yang defensif di Eropa dan AS," kata Nico, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Senin (17/5/2021) di program Investime.

Nico membeberkan, perlu ada sejumlah katalis positif dari data ekonomi di dalam negeri agar laju Indeks Harga Saham Gabungan bisa kembali bangkit.

"Katalis yang bisa mendorong arus modal masuk, translasinya ke rilis data ekonomi, pertama, sekarang kan belum banyak emerging yang positif data ekonominya, consumer confident dan business confident belum pulih signifikan," ujarnya.

Di tengah kondisi tersebut, Panin Sekuritas merekomendasikan tiga saham pilihan (top picks) saham, yakni, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) untuk saham-saham pertambangan. Selanjutnya, di sektor infrastruktur, Panin merekomendasikan saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Nico menilai, saham-saham di sektor komoditas akan diuntungkan dengan kenaikan inflasi, mengingat secara historis, pergerakan harga komoditas selalu bergerak inflasi.

"Saham-saham komoditas bisa menjadi heding [lindung nilai] buat inflasi," bebernya.

Sedangkan, saham-saham pertambangan nikel ke depan akan memiliki prospek yang cukup positif dengan permintaan bahan baku baterai kendaraan listrik (EV battery).


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau Cuan Jadi Trader atau Investor? Kenali Dulu Perbedaannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular