Utang Menggunung Emiten Konstruksi, Sahamnya Masih Menarik?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
27 April 2021 17:15
Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten dari sektor konstruksi belakangan ini menjadi perhatian pelaku pasar. Harga saham emiten saham ini di awal tahun sempat menjadi buruan investor, tapi utang yang menggunung membuat investor agak khawatir. 

Umumnya emiten konstruksi ini seperti perusahaan investasi menanam modal pada proyek tol itu setelah berjalan, kemudian di divestasi kepada pihak lain untuk mendapatkan keuntungan. Namun sering kali perusahaan kesulitan menjual tol yang sudah dioperasikan, sehingga beban utang menumpuk karena bunga tiap tahunnya.

Analis PT Indo Premier Sekuritas, Mino, menjelaskan banyak emiten big caps yang Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio utang yang besar, karena memang dari bisnisnya membuat harus berhutang. Seperti saham-saham bank karena dana simpanan nasabah dihitung sebagai utang perseroan, juga konstruksi.

"Begitu juga sektor konstruksi, beberaoa waktu belakangan mencatatkan DER tinggi karena pembiayaan proyek yang berhutang ke bank. Tapi setelah proyek selesai dan mau divestasi agak kesulitan, ini yang membuat DER emiten konstruksi naik," kata Mino, dalam Investime CNBC Indonesia, Senin (26/4/2021).

Mino menjelaskan utang proyek ini membebani perusahaan karnea membawa beban bunga. Ini sifatnya menggerus pendapat yang akan berimbas pada laba bersih perusahaan.

"Tapi jika emiten konstruksi berhasil mendivestasikan aset untuk bayar utang kondisi emiten konstruksi akan membaik," jelasnya.

Dia berharap Lembaga Pengelola Investasi Indonesia bernama Indonesia Investmen Autority (INA) dapat menyerap aset tol emiten konstruksi. Dia masih positif SWF - INA menjadi jalan keluar emiten konstruksi, walaupun belum akan terasa dalam waktu pendek.

"Belakangan in ikan hambatan dari Covid - 19 membuat investor ragu disaat membeli aset yang tidak menghasilkan gimana? Kalau arahnya sekarang positif ekonomi baik pasti ini jadi jalan keluar," jelasnya.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Touch of Midas, Erick Ubah Saham BUMN jadi 'Emas'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular