InvesTime

Mau Banget Beli Saham Konstruksi? Cek Dulu Rekomendasinya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
17 February 2021 12:22
Progres Konstruksi Jalan Tol Layang Dalam Kota Jakarta Ruas Kelapa Gading-Pulo Gebang Capai 71%. (Dok. Kementerian PUPR)
Foto: Progres Konstruksi Jalan Tol Layang Dalam Kota Jakarta Ruas Kelapa Gading-Pulo Gebang Capai 71%. (Dok. Kementerian PUPR)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kehadiran Lembaga Pengelola Investasi (LPI), atau dana abadi Sovereign Wealth Fund (SWF) yang bernama Indonesia Investment Authority (INA) ini menjadi salah satu faktor meningkatkan saham-saham industri konstruksi.

Analis PT Sucor Sekuritas, Hendriko Gani, dalam program Investime CNBC Indonesia pada Senin (15/2/2021) memaparkan beberapa rekomendasi saham konstruksi yang patut diperhatikan selama mendapatkan sentimen positif hadirnya SWF.

"Kalau untuk konstruksi kita masih bullish on construction di tahun 2021, so far kita melihat pembentukan SWF ini masih on schedule dan ini bisa menjadi bagus ketika semakin cepat terbentuk," papar Hendriko.

Menurut Hendriko, ada tiga saham yang ia rekomendasikan, yakni saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

"Kalau dari kita paling suka Adhi Karya sih untuk konstruksi, kemudian PTPP yang kedua. Tapi kalau penerimaan cash yang paling besar kita prediksi dari Waskita," ujarnya.

"Kita melihat Adhi Karya ini cukup besar mendapatkan order proyek. Semenjak ada SWF ini PTPP juga bisa mengambil proyek lagi cukup besar juga."

SWF merupakan salah satu lembaga pengelola yang lahir karena adanya amanat dari UU Cipta Kerja Omnibus Law, yang berpotensi untuk mengurangi defisit APBN dan pengeluaran modal BUMN untuk investasi di sektor infrastruktur.

Menurut Tim Riset CNBC Indonesia, Pemerintah Indonesia menyiapkan dana sebesar US$ 5 miliar dalam bentuk kas dan aset dari BUMN di tahun 2020-21 untuk modal awal SWF.

Meskipun demikian ini hanya pertama dan terakhir, selanjutnya SWF akan didanai oleh investor swasta baik dari dalam maupun luar negeri, dan bukan dari surplus pendapatan negara.

Mengacu data BEI, pada penutupan perdagangan sesi I Rabu ini (17/2/2021), saham ADHI ditutup minus 2,30% di level Rp 1.490/saham dengan koreksi sebulan 14,12%. Sementara saham PTPP juga minus 3,93% di level Rp 1.760/saham dengan koreksi sebulan 11,34%.

Adapun saham WSKT juga terkoreksi 3,43% di level Rp 1.550/saham, dengan koreksi sebulan 13,41%. Satu saham BUMN karya lainnya yakni PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga ambles 3,50% di level Rp 1.930/saham dengan koreksi sebulan 8.10%.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Sabda' Mansurmology: Pegangin Saham Waskita-Adhi Karya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular