
Harga Emas Antam Hari Ini Naik Nyaris 1%, Saatnya Borong?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam akhirnya naik cukup tajam pada perdagangan Kamis (18/3/2021). Harga emas dunia yang melesat setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed mengumumkan kebijakan moneter membuat emas Antam ikut terkerek naik.
Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, emas satuan 1 gram hari ini dibaderol Rp 935.000/batang naik Rp 8.000 atau 0,86% dibandingkan harga Rabu kemarin. Sementara satuan 100 gram dijual Rp 87.712.000/batang atau Rp 877.120/gram juga naik Rp 8.000, jika dilihat secara persentase besar 0,96%.
Emas Batangan | Harga per Batang | Harga per Gram |
0,5 Gram | Rp 517.500 | Rp 1.035.000 |
1 Gram | Rp 935.000 | Rp 935.000 |
2 Gram | Rp 1.810.000 | Rp 905.000 |
3 Gram | Rp 2.690.000 | Rp 896.667 |
5 Gram | Rp 4.450.000 | Rp 890.000 |
10 Gram | Rp 8.845.000 | Rp 884.500 |
25 Gram | Rp 21.987.000 | Rp 879.480 |
50 Gram | Rp 43.895.000 | Rp 877.900 |
100 Gram | Rp 87.712.000 | Rp 877.120 |
250 Gram | Rp 219.015.000 | Rp 876.060 |
500 Gram | Rp 437.820.000 | Rp 875.640 |
1000 Gram | Rp 875.600.000 | Rp 875.600 |
Harga emas dunia kemarin melesat 0,78% ke US$ 1.744,43/troy ons, setelah The Fed menegaskan tidak akan merubah kebijakan moneternya dalam waktu dekat.
Dalam pidatonya, ketua The Fed, Jerome Powell, mengakui bahwa inflasi tahun ini bisa menyentuh angka 2,4%, di atas rerata patokan yang biasa mereka pakai untuk mencegah mesin ekonomi terlalu panas (overheated).
Namun, secara bersamaan bank sentral paling powerful di dunia ini menegaskan akan tetap mempertahankan kebijakan moneter longgarnya tersebut demi pasar tenaga kerja dan ekonomi yang membaik.
Artinya, The Fed belum akan mengurangi nilai pembelian aset (quantitative easing/QE) atau yang dikenal dengan istilah tapering dalam waktu dekat. Tapering menjadi isu yang selama ini ditakutkan pelaku pasar, sebab pengalaman pada 2013 lalu menyebabkan gejolak di pasar finansial global yang disebut taper tantrum. Emas menjadi salah satu korban taper tantrum kala itu.
Namun, meski The Fed belum akan merubah kebijakan moneternya, bukan berarti emas bisa melenggang naik dengan mudah. Sebab yield obligasi (Treasury) AS masih terus naik. The Fed tidak terlalu mempermasalahkan kenaikan yield Treasury, sebab inflasi memang diprediksi naik.
Treasury sama dengan emas merupakan aset aman (safe haven). Bedanya Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil.
Dengan kondisi tersebut, saat yield Treasury terus menanjak maka akan menjadi lebih menarik ketimbang emas. Sehingga emas menjadi kurang diuntungkan ketika yield Treasury menanjak, sebaliknya saat yield turun maka emas akan mendapat sentimen positif.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?