Jangan Kaget, RI Juga Punya Gunung Emas Seperti di Kongo!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
17 March 2021 17:51
Tambang legendaris Grasberg milik PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Papua akan habis dan ditutup pada pertengahan tahun ini. Sebagai penggantinya, produksi emas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah.

Tambang bawah tanah ini lokasinya persis di bawah Grasberg. Penambangan bawah tanah menggunakan metode block caving, yang merupakan cara penambangan bawah tanah dengan efisiensi sumberdaya yang tinggi untuk melakukan penambangan, di mana blok-blok besar bijih di bawah tanah dipotong dari bawah sehingga bijih tersebut runtuh akibat gaya beratnya sendiri.

Tambang bawah tanah ini sudah direncakan sejak 2004 dan terus dikembangkan hingga sekarang. Ada dua blok tambang bawah tanah Freeport yang jadi andalan saat ini, yaitu Deep Ore Zone (DOZ) dan Big Gossan. Saat ini tengah dikembangkan juga blok bernama Deeep Mill Level Zone (DMLZ).

Di dalam tambang ini, terbangun jalan sepanjang 650 kilometer (km), yang berarti panjangnya lebih dari jarak Jakarta ke Yogyakarta. Jalan di dalam tambang bawah tanah ini akan terus dibangun hingga 1.000 km atau seperti Jakarta ke Surabaya.

Data terakhir produksi rata-rata dari tambang bawah tanah ini adalah 80.000 ton ore (bijih tambang) per hari.

Sampai dengan 2019, Freeport telah mengeluarkan investasi hingga US$ 16 miliar atau dengan kurs, saat ini sekitar Rp 224 triliun untuk pengembangan tambang bawah tanah yang akan menjadi andalan mereka. Ke depan, Freeport yang saat ini 51% sahamnya dimiliki oleh PT Indonesia Alumunium (Inalum) akan mengucurkan lagi investasi hingga US$ 15 miliar atau sekitar Rp 210 triliun untuk tambang bawah tanah tersebut.  (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Emas Bawah Tanah Terbesar Milik Freeport (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penemuan gunung emas sebuah desa di Provinsi Kivu Selatan, Republik Demokratik Kongo, menggemparkan warga setempat.  Bahkan berbondong-bondong warga datang untuk menggali gunung tersebut.

Dalam sebuah video yang viral di media sosial, terlihat warga mengeruk tanah dengan sekop dan mengumpulkan tanah itu ke sebuah wadah. Di sisi lain, terlihat pula ada warga yang menggali dengan tangan kosong.

Penemuan gunung emas ini diakui pemerintah setempat. Bahkan mengutip Unilad, lokasi gunung itu berada di desa Luhihi yang berjarak 50 kilometer dari Bukavu, ibu kota Kivu Selatan.

Menteri Pertambangan Kivu Selatan Venant Burume menyatakan bahwa sebenarnya penemuan ini sudah dari akhir Februari lalu. Tidak lama setelah penemuan itu, banyak orang termasuk angkatan bersenjata Kongo (FARDC) datang ke lokasi untuk berusaha mencari emas-emas itu.

Akibatnya pemerintah mengeluarkan peraturan untuk menghentikan sementara aktivitas penambangan. Dalam sebuah surat perintah pemerintah menginstruksikan pedagang, penambang dan anggota angkatan bersenjata Kongo agar meninggalkan lokasi tambang.

Kendati Kongo seperti mendapatkan durian runtuh karena menemukan gunung emas, sebenarnya Indonesia juga tak kalah. Indonesia termasuk ke dalam jajaran 10 besar produsen dan pemilik cadangan nikel terbesar di dunia. 

Pada 2020, total produksi emas Indonesia ditaksir mencapai 130 ton menurut U.S Geological Survey (USGS). Produksi emas di Indonesia berkontribusi terhadap 4% total output global. Produsen emas terbesar dunia adalah China dan Australia yang masing-masing outputnya mencapai 380 ton dan 320 ton.

Di Indonesia ada beberapa tambang emas yang beroperasi. Mayoritas hasil tambang emas Indonesia berasal dari tambang tembaga dan emas raksasa Grasberg di Papua. Tambang Grasberg menduduki peringkat pertama sebagai tambang emas terbesar di dunia.

Tambang Graseberg doperasikan oleh perusahaan tambang AS yaitu Freeport McMoran yang terdaftar yang kini 51% sahamnya untuk tambang di Papua tersebut sudah dikuasai oleh pemerintah RI.

Penambang emas lainnya yang ada di Indonesia yaitu Newmont Mining yang kini juga sudah menjadi milik Indonesia setelah diakuisisi oleh perusahaan tambang dan energi Medco. Newmont Mining di Indonesia telah berganti nama menjadi Amman Mineral dan mengoperasikan tambang tembaga dan emas Batu Hijau di Sumbawa.

Kemudian ada juga perusahaan tambang pelat merah yang juga merupakan perusahaan publik yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang memiliki kilang Logam Mulia memproduksi sekitar 5 ton emas per tahun dari dua tambangnya di Indonesia, Pongkor di Jawa Barat dan Cibaliung di Banten.

Penambang emas lain yang aktif di Indonesia termasuk perusahaan tambang emas yang berbasis di Hong Kong G-Resources, yang menambang tambang emas dan perak Martabe di Sumatera Utara. Serta masih ada beberapa penambang lainnya. Itulah tadi lokasi gunung-gunung emas yang ada di Indonesia

Namun apabila dilihat dari sisi perdagangan internasional, nilai ekspor emas terhadap total ekspor dan pangsanya terhadap total ekspor emas global masih terbilang kecil. Setidaknya nilai ekspor emas Indonesia tercatat mencapai US$ 2,06 miliar.

Indonesia juga memiliki cadangan emas terbesar kelima di dunia dengan total cadangan mencapai 2.600 ton pada 2020. Jumlah tersebut setara dengan hampir 5% cadangan emas dunia.

Itu baru cadangan terbukti yang bentuknya logam. Sementara itu jika dalam bentuk bijih mengacu pada data Kementerian ESDM maka cadangan emas primer Indonesia per 2019 mencapai 1,2 miliar ton. Untuk emas aluvial cadangan bijihnya lebih besar lagi bahkan mencapai 11,94 miliar ton. Kurang top apa coba hayo?

Jadi kalau Kongo lagi ketiban rejeki secara mendadak, sebenarnya kalau Indonesia mau terus bereksplorasi cadangan-cadangan atau gunung-gunung emas lainnya bisa ditemukan. Cuma ya untuk eksplorasi juga butuh ongkos ya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gunung Emas Kongo Bikin Gempar Sejagad, Fakta & Penampakannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular