
Termurah 7 Bulan, Harga Emas Antam Hari Ini Ambrol 1% Lebih

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam ambrol pada perdagangan Jumat (26/2/2021), hingga ke level termurah dalam 7 bulan terakhir. Merosotnya harga emas dunia menjadi biang keladi jebloknya harga emas Antam.
Emas Antam satuan 1 gram hari ini dijual Rp 922.000/batang, jeblok Rp 12.000 atau 1,28%. Harga emas Antam tersebut menjadi yang termurah sejak 23 Juli 2020 lalu.
Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan dibanderol Rp 86.412.000/batang atau Rp 864.120/garam, juga merosot Rp 12.000 atau secara persentase 1,37%.
Emas Batangan | Harga per Batang | Harga per Gram |
0,5 Gram | Rp 511.000 | Rp 1.022.000 |
1 Gram | Rp 922.000 | Rp 922.000 |
2 Gram | Rp 1.784.000 | Rp 892.000 |
3 Gram | Rp 2.651.000 | Rp 883.667 |
5 Gram | Rp 4.385.000 | Rp 877.000 |
10 Gram | Rp 8.715.000 | Rp 871.500 |
25 Gram | Rp 21.662.000 | Rp 866.480 |
50 Gram | Rp 43.245.000 | Rp 864.900 |
100 Gram | Rp 86.412.000 | Rp 864.120 |
250 Gram | Rp 215.765.000 | Rp 863.060 |
500 Gram | Rp 431.320.000 | Rp 862.640 |
1000 Gram | Rp 862.600.000 | Rp 862.600 |
Harga emas dunia kemarin merosot 1,91% ke US$ 1.769,87/troy ons akibat kenaikan yield obligasi (Treasury) AS.
Kamis kemarin, yield Treasury naik 12,6 basis poin ke 1,515%, bahkan sebelumnya sempat menyentuh 1,614%, tertinggi sejak Februari tahun lalu, atau sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemi, dan sebelum bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) membabat habis suku bunganya menjadi 0,25%.
Treasury sama dengan emas merupakan aset aman (safe haven). Bedanya Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil. Dengan kondisi tersebut, saat yield Treasury terus menanjak maka akan menjadi lebih menarik ketimbang emas.
Kenaikan pesat yield Treasury dalam waktu singkat ini diakibatkan karena pelaku pasar mulai mengantisipasi prospek pemulihan ekonomi dan potensi tingginya inflasi sehingga mereka meminta kompensasi dengan kenaikan imbal hasil.
"Yield sangat menentukan. Di kisaran 1,5%, yield obligasi bisa kompetitif dibandingkan dividend yield di pasar saham. Ingat, tidak ada risiko di obligasi, uang Anda kembali 100%," kata Peter Tuz, Presiden Chase Investment Counsel yang berbasis di Virginia (AS), seperti dikutip dari Reuters.
Ketika Treasury menjadi lebih menarik ketimbang saham yang merupakan aset berisiko dengan imbal hasil tinggi, apalagi emas yang tanpa imbal hasil, tentu kalah telak dibandingkan Treasury.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?