
Bukan Ngadi-Ngadi! Ini Deretan Investasi yang Cuan Tahun Ini

Mata uang yang paling berjaya di tahun ini adalah Krona Swedia, yang mampu membukukan penguatan 13,2% melawan dolar AS. Ketika mata uang tersebut menguat tajam melawan dolar AS, maka hal yang sama terjadi ketika berhadapan dengan rupiah.
Melansir data Refinitiv, krona Swedia membukukan penguatan lebih dari 15% melawan rupiah sepanjang tahun ini. Namun, krona tentunya kurang familiar bagi masyarakat Indonesia.
Ada 2 mata uang yang familiar dan penguatannya juga mencapai 2 digit, yakni dolar Australia dan euro.
Sepanjang tahun ini, dolar Australia tercatat menguat nyaris 11% melawan rupiah, sementara euro 10,15%.
Dolar Australia belakangan ini terus menguat akibat membaiknya kondisi ekonomi. Biro Statistik Australia kemarin melaporkan tingkat pengangguran turun menjadi 6,8% dari bulan Oktober sebesar 7%. Selain itu, sepanjang bulan November terjadi perekrutan tenaga kerja sebanyak 70 ribu orang.
Data tersebut mengkonfirmasi membaiknya perekonomian Australia. Di awal bulan ini, bank sentralnya (Reserve Bank of Australia/RBA) menunjukkan optimisme terhadap kondisi perekonomian.
Pada hari Selasa (1/12/2020), RBA dalam pengumuman rapat kebijakan moneter hari ini mempertahankan suku bunga 0,1%.
Gubernur RBA, Philip Lowe, menunjukkan sikap optimis perekonomian Australia akan bangkit dari resesi yang terjadi untuk pertama kalinya dalam 3 dekade terakhir. Ia optimis dalam pemulihan ekonomi Australia, sebab perekonomian sudah dibuka kembali dan penambahan kasus baru penyakit virus corona (Covid-19) nyaris 0.
"Pemulihan ekonomi sedang berlangsung, dan data ekonomi yang dirilis belakangan ini lebih baik dari perkiraan sebelumnya," kata Lowe, sebagaimana dilansir Reuters.
Artinya, ketika sukses meredam Covid-19 dan perekonomiannya bangkit, maka mata uangnya akan ikut menguat.
Sementara itu, Eropa dulu sukses meredam Covid-19, tetapi belakangan kembali mengalami serangan gelombang kedua. Tetapi, perekonomiannya masih cukup kuat, terlihat dari sektor manufaktur masih mampu mempertahankan ekspansi, bahkan lebih tinggi lagi.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di atasnya berarti ekspansi, sementara di bawah berarti kontraksi.
Data dari Markit menunjukkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur Prancis sebesar 51,1 di bulan ini, naik dari bulan November sebesar 49,6. Sementara itu motor penggerak ekonomi Eropa, Jerman, PMI manufakturnya tercatat sebesar 58,6, lebih tinggi dari sebelumnya 57,8.
Untuk zona euro secara keseluruhan, PMI manufaktur tercatat sebesar 57,3, naik dari sebelumnya 55,6.
Alhasil, nilai tukar euro terus menguat melawan rupiah.
(pap/pap)