Hai Milenial! Ini 3 Cara untuk Jadi Orang Tajir Melintir

Jakarta, CNBC Indonesia - Membangun kekayaan adalah topik yang sangatlah menarik hingga mungkin dapat memunculkan perdebatan yang sengit, mempromosikan skema 'cepat kaya' yang unik, atau mendorong orang untuk melakukan transaksi yang mungkin tidak pernah mereka pertimbangkan.
Tetapi apakah tiga langkah sederhana tersebut merupakan konsep yang menyesatkan? Tentu saja tidak
Tetapi meskipun langkah-langkah dasar untuk membangun kekayaan mudah dipahami, hal tersebut jauh lebih sulit untuk diikuti oleh sebagian besar orang yang baru pertama kali melakukannya.
Pada dasarnya, untuk mengumpulkan kekayaan dari waktu ke waktu, Anda perlu melakukan tiga hal, seperti dikutip dari investopedia:
1. Menghasilkan Uang
Langkah ini mungkin terlihat sederhana, tetapi bagi mereka yang baru memulai, hal ini merupakan langkah yang paling mendasar untuk mulai membangun kekayaan. Untuk mendapatkan uang, tentu kita hanya beranggapan bahwa 'kalau mau dapet uang, ya kerja'.
Ada dua macam penghasilan yang akan di dapat oleh seseorang, yakni penghasilan aktif, di mana ketika orang tersebut bekerja, pasti akan mendapat gaji, sedangkan penghasilan pasif didapat dari pekerjaan sampingan dari si pekerja, baik melalui buka usaha, maupun lainnya.
Namun, tidak sedikit pula orang-orang di Indonesia hanya mengandalkan penghasilan aktifnya saja, yakni gaji yang didapat setelah bekerja dalam 8 jam sehari. Tetapi tak sedikit juga ada yang sudah mampu tidak mengandalkan hanya dari gaji.
Jika anda sudah dapat 'membuat uang' melalui penghasilan pasif, artinya anda sudah mempunyai dana backup jika sewaktu-waktu penghasilan aktif anda tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan anda.
2. Simpan Uang Anda
Penghasilan anda cukup, kebutuhan sehari-sehari juga terpenuhi, namun anda tidak bisa menabung? Inilah Cara-caranya
- Atur pengeluaran sebulan anda
Untuk membantu anda dalam mengatur pengeluaran sebulan anda, bisa dibantu dengan aplikasi pengatur keuangan. Pastikan untuk mengkategorikan dana untuk darurat, dana kebutuhan sehari-hari, ataupun lainnya, jangan di campur adukan kategori tersebut. Setelah di pilah-pilah dana tersebut, barulah dana yang tersisa bisa untuk ditabungkan
- Utamakan Kewajiban diatas Keinginan
Anda juga dapat memisahkan antara keharusan atau kewajiban dengan keinginan anda. Kegiatan yang amat penting harus didahulukan ketimbang keinginan anda, seperti kebutuhan rumah lebih didahulukan dari keinginan membeli mobil.
Ketika anda ingin membeli barang yang tidak terlalu amat penting, sebaiknya anda tahan dulu keinginan tersebut, lebih baik dana tersebut ada tabung, sehingga jika tabungan jangka panjang anda sudah mempunyai keuntungan, barulah anda memenuhi keinginan tersebut.
- Sesuaikan kebutuhan anda dengan kemampuan anda.
Seperti dari poin ke-2, aturlah kebutuhan anda sesuai dengan kemampuan finansial anda, jangan bergantung dengan utang, karena jika anda sangat bergantung dengan utang, maka anda harus menyiapkan dana kembali untuk membayar pelunasan utang tersebut.
3. Investasikan Uang Anda
Setelah kita mendapat penghasilan, dan juga sudah memilah-milah pengeluaran, tetapi anda menginvestasikan semua dananya ke tabungan? Anda keliru.
Menabung memang penting, karena selain untuk jangka panjang, juga dapat menjadi dana darurat jika sewaktu-waktu hal yang tidak diinginkan terjadi.
Namun jika kita hanya mengandalkan menabung saja, maka sewaktu-waktu nilai tabungan tersebut akan semakin berkurang, karena adanya biaya administrasi yang akan dikenakan di tiap bulannya dan juga karena nilai kurs yang cenderung berfluktuasi.
Oleh karena itu, sebaiknya kita pilah-pilah lagi dan sisihkan penghasilan kita untuk berinvestasi di instrumen lainnya, seperti saham reksadana, atau obligasi.
Dalam berinvestasi, tentunya kita mengenal istilah 'high risk-high return', artinya semakin tinggi tingkat return-nya, semakin besar pula risiko yang akan kita dapatkan.
Hal itu tidak bisa dilepas dalam berinvestasi di instrumen yang tergolong berisiko seperti saham dan obligasi. Jadi bagaimanakah caranya agar saat kita investasi di saham dapat meminimalisir risiko, caranya yakni dengan melakukan diversifikasi, baik diversifikasi saham, maupun diversifikasi investasi.
- Diversifikasi Portofolio Saham
Salah satu risiko jika anda hanya memiliki satu saham di sektor yang sama adalah jika saham tersebut turun, maka hal itu dapat berdampak besar pada tingkat return yang akan didapat secara keseluruhan.
Ini disebut risiko tidak sistematis atau risiko bisnis, Ada kemungkinan bahwa masalah khusus perusahaan seperti manajemen yang buruk, tuntutan hukum atau hal lainnya yang dapat menyebabkan harga saham anjlok secara permanen.
Kabar baiknya adalah Anda dapat meminimalisir risiko ini dengan memiliki tidak hanya satu saham. Hal ini bisa disebut diversifikasi.
Ketika Anda melakukan diversifikasi dengan memiliki banyak saham, kinerja keseluruhan portofolio hanya akan terpengaruh secara minimal oleh beberapa yang berkinerja buruk.
Bagi banyak investor pemula, jalan pintas tersebut adalah keuntungan besar dibandingkan dengan membeli dan meneliti saham di satu sektor saja.
Namun, hal itu juga tidak membuat risiko yang akan terjadi hilang begitu saja. Selain anda memiliki setidaknya dua atau tiga saham yang berbeda, saham perusahaan di beda sektor juga dapat mempengaruhi kinerja portofolio saham anda.
Misalnya, jika tiga saham yang anda miliki sama-sama di sektor properti di masa pandemi virus corona (Covid-19), maka bisa mungkin risiko akan menghampiri, dan akan mempengaruhi kinerja portofolio anda.
Jadi jika anda ingin risiko yang akan terjadi bisa diminimalisir lagi, maka selain anda memiliki beberapa saham di beda perusahaan, sebaiknya juga, saham-saham tersebut juga berbeda sektor usahanya.
Misalkan jika anda mempunyai satu saham di sektor properti, maka satu saham lainnya harus disektor yang tidak terdampak pandemi, seperti bisa di sektor barang konsumsi, telekomunikasi atau di farmasi.
- Diversifikasi investasi
Selain diversifikasi saham, perlunya berinvestasi di selain instrumen saham juga patut diperhatikan agar dapat meminimalisir risiko yang mungkin terjadi.
Hal ini dapat dilakukan dengan diversifikasi investasi, artinya jika anda ingin risiko anda dapat diminimalisir, maka dapat berinvestasi di instrumen selain saham, seperti obligasi atau emas.
Investasi di Emas memanglah menjanjikan, karena nilainya akan naik terus, walaupun harga emas juga kadang naik turun.
Contohnya saja disaat pandemi, emas dianggap safe haven yang paling aman, karena instrumen selain emas berdampak dari pandemi, walaupun harga emas saat ini 'ambles' karena kabar vaksin Covid-19.
[Gambas:Video CNBC]
Makin Cekak Akibat Covid-19, Simak 7 Tips Kelola Keuangan
(chd/chd)