Tahun Depan Indonesia Masih Diwarnai Suku Bunga Rendah

Rahajeng Kusumo Hastuti & Yuni Astutik, CNBC Indonesia
04 November 2020 18:40
Bahana TCW: Pentingnya Edukasi Mendorong Investasi di Masa Pandemi (CNBC Indonesia TV)
Foto: Bahana TCW: Pentingnya Edukasi Mendorong Investasi di Masa Pandemi (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia- Direktur Strategi Investasi Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat mengatakan kondisi pasar di Indonesia tahun depan akan bergantung pada penerimaan dan pelaksanaan pada Undang-Undang Cipta Kerja.

Jika memang penerimaan positif pada UU terbaru ini, maka akan menjadi tahun yang positif bagi pasar saham. Omnibus law juga merupakan upaya struktural memperbaiki iklim investasi, dan Indonesia membutuhkan investasi

Jika memang belum, maka tahun depan tren suku bunga diproyeksi masih rendah, bahkan Bank Indonesia bisa saja menurunkan suku bunga lagi. Selain itu di pasar uang, karena bank kelebihan likuiditas maka suku bunga diperkirakan akan terus turun.

"Jadi pasar uang bukan investment, tapi menyelamatkan ambil untung. Ada baiknya jika sudah mendapatkan keuntungan wajar, maka jangan segan-segan melakukan rotasi," kata Budi dalam CNBC Indonesia Award, Rabu (04/11/2020).

Ketika sudah mendapatkan keuntungan, maka dapat dipindahkan ke aset lain. Yang harus dilakukan pemerintah setelah mengeluarkan Bansos adalah mendorong percepatan penyaluran kredit.

"Pemerintah sudah berjalan stimulusnya, tinggal bagaimana dari departemen lain seperti tenaga kerja infrastruktur dasar, perpajakan dan bagaimana mengajak Foreign Direct Investment di Indonesia, dan berbagai kebijakan yang sesuai," katanya.

Sementara Desember biasanya menjadi waktu bulan paling kuat, yang kuncinya ada pada yang terjadi selama November, terutama dengan Pilpres Amerika Serikat (AS). Saat ini pasar menunggu bukan cuma pemenang melainkan apakah pemilu bisa berlangsung damai.

Budi juga menilai volatilitas akan terus terjadi sampai tahun depan. Bukan hanya karena hasil Pemilu AS, tetapi juga perayaan 100 tahun Partai Komunis China pada 2020.

"Kita akan masuk ke volatilitas eksternal. Ini yang menyebabkan suku bunga rendah dan harga emas meningkat," jelasnya.

Selain itu, dia mencermati bukan hanya Trump dan Biden, tetapi partai mana yang menguasai Senat di AS. "Kebijakan di AS akan lebih mulus bila senat dipegang oleh partai yang sama dengan presidennya," ujarnya.

Tahun depan, peristiwa eksternal diperkirakan juga masih menjadi faktor penggerak pasar. Budi mencontohkan tahun depan ada 100 tahun partai komunis china, sehingga perang retorika akan lebih kuat.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kupas Tuntas Kinerja Fund House di Tengah Pandemi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular