Warning! Bakal Makin Banyak Negara Tak Bisa Bayar Utang

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 October 2020 13:00
UTANG
CNBC Indonesia/Aristya Rahadian Krisabella

Sejak awal 2020, S&P telah menurunkan rating utang hampir 60 negara. Obligasi pemerintah Afrika Selatan kini berstatus obligasi 'sampah' (junk bond) dengan rating BB-.

Saat ini sudah ada 31 negara yang memiliki outlook negatif. Jika tidak ada perbaikan, maka negara-negara tersebut harus menerima kenyataan turun peringkat dalam beberapa bulan ke depan.

s&pS&P


"Kami sedang melakukan revisi. Sekarang, dan dalam beberapa bulan ke depan, masih akan berlangsung. Saya bisa katakan akan ada perubahan outlook. Namun bagi negara yang tidak bisa kembali ke outlook stabil, maka akan perubahan rating," tambah Sifon-Arevalo.

Negara-negara yang rawan terkena pemotongan rating, demian Sifon-Arevalo, adalah di kawasan Amerika Latin dan Sub-Sahara Afrika. Di Amerika Latin, peringkat utang Kolombia tinggal satu setrip di atas junk bond dan bisa kapan saja jatuh ke lembah nista itu.

Sementara di Sub-Sahara Afrika, Zambia menjadi negara yang mengkhawatirkan. Baru-baru ini, Zambia sudah meminta kepada para kreditur untuk menunda pembayaran utang. Rasio utang terhadap PDB di Zambia membengkak hingga lebih dari 100% PDB.

"Saya rasa akan semakin banyak kasus seperti Zambia. Bayangkan, separuh dari apa yang Anda dapatkan terpakai untuk membayar bunga utang. Ini pasti sulit," kata Sifon-Arevalo.

s&pS&P

Saat ledakan gagal bayar (default) obligasi terjadi, maka pasar keuangan dunia pasti terguncang. Dampaknya akan sistemik, terasa di pasar saham, pasar uang, sampai pasar komoditas.

Satu-satunya jalan untuk menghindarinya adalah virus corona harus segera dienyahkan. Dengan begitu, kegiatan masyarakat akan kembali normal, roda ekonomi berputar, dan penerimaan pajak meningkat sehingga ketergantungan terhadap utang berkurang.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular