
Cuan Gede Nih! Harga Emas Meroket Nyaris 11% Bulan Lalu

Selain itu, pelemahan nilai tukar dolar AS juga memberi energi tambahan bagi emas. Harga emas dan kurs dolar AS punya hubungan berkebalikan, saat greenback melemah harga emas malah naik.
Sebab emas adalah komoditas yang dibanderol dalam dolar AS. Saat dolar AS melemah, emas menjadi lebih murah buat investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas naik, harga jadi terungkit.
Selama Juli, Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama dunia) ambrol 3,85%. Depresiasi dolar AS disebabkan oleh penurunan minat investor terhadap aset-aset berbasis mata uang Negeri Paman Sam.
Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) masih menahan suku bunga acuan di 0-0,25%. Bank sentral paling berpengaruh di muka bumi itu menegaskan bahwa suku bunga akan bertahan di level rendah hingga ekonomi Negeri Paman Sam benar-benar pulih dari hantaman pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Suku bunga rendah ikut menekan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Kemarin, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di 0,536%, terendah sejak Maret.
Bahkan kalau memperhitungkan suku bunga riil setelah dikurangi inflasi, di mana pada Juli inflasi Negeri Adidaya adalah 0,6%, maka hasilnya menjadi -0,06%. Menaruh uang di instrumen ini bukannya untung malah buntung, boncos. Ini membuat US Treasury Bonds menjadi tidak 'seksi' lagi.
Permintaan terhadap obligasi turun, otomatis permintaan kepada dolar AS juga berkurang. Kala permintaan berkurang, nilai tukar dolar AS melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)[Gambas:Video CNBC]