Banyak Jatuh Tempo, Emisi Obligasi 2020 Diprediksi Rp 175 T

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
16 October 2019 19:46
Penilai Harga Efek Indonesia (IBPA) memproyeksikan nilai emisi penerbitan obligasi korporasi di tahun 2020 akan mencapai Rp 175 triliun.
Foto: foto : Syahrizal Sidik
Jakarta, CNBC Indonesia- Penilai Harga Efek Indonesia (IBPA) memproyeksikan nilai emisi penerbitan obligasi korporasi di tahun 2020 akan mencapai Rp 175 triliun.

Kondisi pasar yang kondusif, tren penurunan suku bunga acuan global dan meredanya tensi dagang AS-China jadi katalis positif bagi penerbitan instrumen surat utang korporasi.

Direktur PHEI Wahyu Trenggono mengutarakan, target tersebut dinilai cukup realistis, sebab di tahun depan, nilai emisi jatuh tempo mencapai Rp 100 triliun, biasanya emisi yang diterbitkan lebih besar dari nilai jatuh tempo.

"Tahun depan diperkirakan penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp 155 triliun - Rp 175 triliun," kata Wahyu Trenggono, di Ruang Investology, BEI, Jakarta, Rabu (16/10/2019).


Bila target ini terealisasi, kondisinya akan sama dengan target di tahun 2017, kala itu penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp 165 triliun.

Bila dilihat sejak awal tahun, penerbitan obligasi korporasi sudah mencapai Rp 90,28 triliun. Tahun ini, PHEI menargetkan penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp 120 triliun hingga Rp 130 triliun. Di pipeline, kata dia, ada beberapa perusahaan yang akan menerbitkan obligasi dengan target emisi Rp 15 triliun.

Wahyu optimistis, target di tahun depan akan lebih besar dibanding tahun ini mengingat situasi pasar yang sudah mulai kondusif pasca perhelatan politik. Dilihat historisnya, 2014 saat pemilihan presiden investor masih berhati-hati menerbitkan surat utang.

Tapi setahun setelahnya, penerbitan obligasi naik menjadi Rp 62,75 triliun, dari Rp 47,57 triliun di tahun 2014. Tren serupa juga diproyeksikan kembali terjadi di tahun 2020. Apalagi, lembaga pemeringkat global seperti Fitch, Moody's dan Standard and Poors menaikkan peringkat surat utang Indonesia di level BBB dengan trajektori stabil. Rating tersebut dinilai positif bagi investor.


(dob/dob) Next Article Pengelola Dana Jumbo Buka-bukaan Soal Investasi di Obligasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular