Dolar Tembus 16.200, Investasi Minim Risiko Ini Menarik Dicoba?

Financial Expert, CNBC Indonesia
17 April 2024 14:50
Ilustrasi premi asuransi, investasi, dll.
Foto: Towfiqu Barbhuiya/Unsplash

Jakarta, CNBC Indonesia - Menguatnya Dolar Amerika Serikat (AS) terhadap Rupiah ternyata diiringi dengan meningkatnya yield atau imbal hasil obligasi Pemerintah AS (treasury) tenor 10 tahun. Bukan cuma itu, imbal hasil surat berharga negara (SBN) dengan tenor yang sama pun ikut naik.

Seperti diketahui, data dari Edvisor.id per 16 April 2024 menyebutkan bahwa yield treasury tenor 10 tahun tembus 4,67% sementara SBN tenor 10 tahun.

Kenaikan yield menunjukkan adanya penurunan harga dari obligasi yang mana disebabkan karena para investor menjual aset investasi yang bebas risiko gagal bayar ini.

Bagi investor yang mencari instrumen yang bisa menghasilkan pendapatan pasif dan berniat untuk memegang instrumen tersebut sampai jatuh tempo, maka SBN atau SBSN merupakan pilihan yang bijak.

Berikut adalah deretan SBN dan SBSN yang harganya di bawah harga nominal atau sedang terdiskon.

Perhatikan current yield & yield to maturity

Sebagai investor SBN maupun SBSN, kupon tentu menjadi hal penting yang harus diketahui saat membeli instrumen ini. Namun ketika Anda membelinya di pasar sekunder dengan harga diskon, yield tentu tidak boleh luput dari perhatian Anda.

Yield dalam tabel di atas dibedakan menjadi dua jenis, current yield dan yield to maturity.

Current yield adalah imbal hasil yang diterima selama setahun terhadap harga obligasi yang tertera. Sementara yield to maturity (YTM) adalah imbal hasil yang didapat hingga obligasi tersebut mencapai masa jatuh tempo.

Ketika terjadi penurunan harga, yield tentu akan naik. Begitu pun sebaliknya, semakin mahal kita membeli SBN atau SBSN maka yield dari SBN atau SBSN itu akan semakin kecil.


(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau Investasi Anti-Gagal Bayar & Cuan 6,40% Per Tahun? Beli ORI025 Aja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular