SBR 008 Dirilis, Seberapa Menarik Dibanding Deposito?

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
09 September 2019 16:19
Kementerian Keuangan resmi menawarkan instrumen Surat Utang Negara (SUN) ritel.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan resmi menawarkan instrumen Surat Utang Negara (SUN) ritel yang diberi nama Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR008. Untuk seri terbaru ini, mulai ditawarkan kepada masyarakat pada 5 September hingga 19 September 2019 dengan bunga 7,20%.

SBR ini akan jatuh tempo pada 10 September 2021 dengan harga pembelian minimal Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar.

Kupon SBR tersebut adalah 
7,20% per tahun, yakni BI 7 Day Reverse Repo Rate (5,50%) ditambah spread 170 basis poin (1,70%). Jika pada Desember 2019 BI 7-DRRR ditetapkan sebesar 6,00%, maka pada periode Desember-Maret 2020 kupon yang berlaku adalah 7,70% per tahun (6,00% + spread 170 bps).


Adapun jika pada Desember 2019 BI 7-DRRR turun menjadi 5,00%, maka pada periode Desember-Maret 2020 kupon yang berlaku bukan 6,70% (5,00%+ spread 170 bps) melainkan 7,20% per tahun yang merupakan kupon minimal.

Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Loto Srinaita Ginting, mengatakan instrumen obligasi ritel ini memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan instrumen deposito. Kelebihan pertama yakni imbal hasil atau return.

Dengan tingkat imbal hasil sebesar 7,2%, tidak jauh berbeda dari seri ke-7 yang dirilis Juli lalu dengan imbal hasil 7,4%.

Sebagai perbandingan, tingkat bunga deposito dengan denominasi rupiah rata-rata berada di kisaran 4%-6% untuk jangka waktu setahun.

Menurut Loto, instrumen ini juga memiliki kelebihan lain yakni investor akan mendapat return yang sama meski nilai investasi yang digelontorkan beragam.

Loto menyebut, investasi di instrumen obligasi negara sifatnya untuk jangka panjang dan menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat berinvestasi.

"Jadi yang berinvestasi di obligasi ritel mulai Rp 1 juta, Rp 1 miliar hingga Rp 3 miliar mendapat return yang sama, di tempat lain kan tidak," kata Loto saat berbincang dengan CNBC Indonesia di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/9/2019).

Lebih lanjut Loto mengungkakan minat investor milenial berinvestasi di instrumen surat utang ritel milik negara saat ini kian masif. Data DJPPR Kementerian Keuangan menunjukkan, hampir 50% atau separuh investor dari Surat Berharga Negara (SBN) ritel adalah milenial.

Selain nilai investasi di surat utang ritel terjangkau, SBN ritel juga sudah bekerjasama dengan platform e-commerce seperti Tokopedia dan Bukalapak, sehingga bisa menjangkau investor lebih luas.

"Tingkat investasinya itu minimal Rp 1 juta, dulu Rp 5 juta, diturunkan, cocok untuk investor milenial karena investasinya murah," kata Loto.

Sebagai perbandingan, saat pemerintah merilis SBR seri 007 pada Juli lalu, terkumpul dana senilai Rp 3,21 triliun, di atas target yang ditetapkan pemerintah Rp 2 triliun dan lebih tinggi dari nilai penerbitan sebelumnya yaitu SBR006 Rp 2,25 triliun.

Dari nilai tersebut, investor pembeli terbanyak yakni kalangan milenial (kelahiran 1980-2000) dengan porsi 50,85% dari total 9.956 investor.
Adapun kelas umur Gen X (kelahiran 1965-1979) menjadi kelompok pembeli kedua dengan porsi 28,16% dari total investor, diikuti Baby Boomers (1946-1964) 19,03%, tradisionalis (1928-1945) 1,63%, dan Gen Z (>2000) 0,33%.


Milenial mau investasi, kenali portofolio dan jangka waktu

[Gambas:Video CNBC]

 


(tas) Next Article Kian Melek Investasi, Investor Milenial Genggam 50% SBN Ritel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular