
Seandainya The Fed Pangkas Bunga, Harga Emas Antam Gimana?
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
31 July 2019 16:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas global dan emas Antam berpotensi menguat jika bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), merealisasikan keputusannya untuk menurunkan suku bunga acuan Fed Funds Rate pada tengah hari waktu AS atau Kamis 1 Agustus dini hari WIB.
Penyebab utama dari potensi kenaikan harga emas itu adalah ruang pelemahan dolar AS yang terbuka dan fungsi emas sebagai lindung nilai (hedging).
Dolar AS berpotensi melemah ketika The Fed menurunkan suku bunga yang dapat melonggarkan likuiditas mata uang tersebut, tidak hanya di tanah Negeri Paman Sam tetapi juga dolar AS di seluruh belahan dunia.
Likuiditas dolar AS yang lebih 'becek' tersebut dapat membuat nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lain dan terhadap barang penukar lain, khususnya emas, akan terkoreksi.
Hingga saat ini, harga emas dunia baik di pasar spot maupun di produk kontrak berjangka (futures) masing menggunakan dolar AS sebagai nilai tukar. Dengan begitu, ketika benar dolar AS melemah karena penurunan suku bunga, maka sebaliknya, harga emas global akan naik.
Faktor kedua adalah si logam mulia sampai detik ini masih menjadi alat lindung nilai (hedging) bagi masyarakat umum, baik terhadap risiko kontraksi keuangan dunia, risiko sebuah negara, maupun aset-aset di negara tertentu.
Nah, jika benar suku bunga AS turun dan membuat nilai tukar dolar AS turun juga, maka nilai-nilai aset yang dibeli menggunakan dolar AS terutama di Benua Amerika nun jauh di sana, juga berpotensi turun.
Penurunan nilai aset-aset tersebut dapat memicu publik untuk mengalihkan dananya dari instrumen berbasis dolar AS tadi, ke pasar emas dan membuat banyak orang membeli serta mendongkrak harga si 'aurum' (gold) ini di pasaran.
Harga emas di pasar spot masih berada pada US$ 1.430,31 per troy ounce, mendekati rekor tertinggi tahun ini US$ 1.446 yang tercipta pada 18 Juli.
Emas spot global menjadi acuan utama dari harga emas Antam di pasaran, yang tadi pagi berada pada Rp 662.000 per gram untuk keping acuan 100 gram.
Jika penurunan suku bunga terjadi dan melemahkan dolar AS, maka harga emas produksi BUMN tersebut dapat kembali ke level harga tertinggi sepanjang sejarahnya Rp 665.000 per gram.
Hingga sore ini, probabilitas berdasarkan prediksi pelaku pasar global memprediksi rapat FOMC (Komite Pengambil Kebijakan The Fed) di AS akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) adalah 76%, probabilitas penurunan suku bunga 50 bps adalah 24%, dan tidak ada pelaku pasar yang memprediksi suku bunga akan flat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article Emas Global Rekor, Emas Antam Hari Ini Meroket Rp 8.000/Gram
Penyebab utama dari potensi kenaikan harga emas itu adalah ruang pelemahan dolar AS yang terbuka dan fungsi emas sebagai lindung nilai (hedging).
Dolar AS berpotensi melemah ketika The Fed menurunkan suku bunga yang dapat melonggarkan likuiditas mata uang tersebut, tidak hanya di tanah Negeri Paman Sam tetapi juga dolar AS di seluruh belahan dunia.
Likuiditas dolar AS yang lebih 'becek' tersebut dapat membuat nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lain dan terhadap barang penukar lain, khususnya emas, akan terkoreksi.
Hingga saat ini, harga emas dunia baik di pasar spot maupun di produk kontrak berjangka (futures) masing menggunakan dolar AS sebagai nilai tukar. Dengan begitu, ketika benar dolar AS melemah karena penurunan suku bunga, maka sebaliknya, harga emas global akan naik.
Faktor kedua adalah si logam mulia sampai detik ini masih menjadi alat lindung nilai (hedging) bagi masyarakat umum, baik terhadap risiko kontraksi keuangan dunia, risiko sebuah negara, maupun aset-aset di negara tertentu.
Nah, jika benar suku bunga AS turun dan membuat nilai tukar dolar AS turun juga, maka nilai-nilai aset yang dibeli menggunakan dolar AS terutama di Benua Amerika nun jauh di sana, juga berpotensi turun.
Penurunan nilai aset-aset tersebut dapat memicu publik untuk mengalihkan dananya dari instrumen berbasis dolar AS tadi, ke pasar emas dan membuat banyak orang membeli serta mendongkrak harga si 'aurum' (gold) ini di pasaran.
Harga emas di pasar spot masih berada pada US$ 1.430,31 per troy ounce, mendekati rekor tertinggi tahun ini US$ 1.446 yang tercipta pada 18 Juli.
Emas spot global menjadi acuan utama dari harga emas Antam di pasaran, yang tadi pagi berada pada Rp 662.000 per gram untuk keping acuan 100 gram.
Jika penurunan suku bunga terjadi dan melemahkan dolar AS, maka harga emas produksi BUMN tersebut dapat kembali ke level harga tertinggi sepanjang sejarahnya Rp 665.000 per gram.
Hingga sore ini, probabilitas berdasarkan prediksi pelaku pasar global memprediksi rapat FOMC (Komite Pengambil Kebijakan The Fed) di AS akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) adalah 76%, probabilitas penurunan suku bunga 50 bps adalah 24%, dan tidak ada pelaku pasar yang memprediksi suku bunga akan flat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article Emas Global Rekor, Emas Antam Hari Ini Meroket Rp 8.000/Gram
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular