
Akuisisi Nusa Persada, Cadangan Batu Bara ITMG Bertambah
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
30 August 2018 09:05

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) telah mengakuisisi 100% saham PT Nusa Persada Resources (NPR) dengan nilai pembelian US$ 30 juta atau setara Rp 440,02 miliar. Dengan akuisisi tersebut, cadangan batu bara ITMG pun bertambah sebesar 77 juta ton.
Direktur Indo Tambangraya Megah AH Bramantya Putra mengatakan, akuisisi NPR tersebut akan menambah keunggulan kompetitif bagi portofolio tambang-tambang di Gugus Melak dengan cadangan batu bara bernilai kalori 5.500 kkal/kg.
"Pembangunan prasarana tambang direncanakan berlangsung tahun depan dengan produksi perdana pada 2022 mendatang," tutur Bramantya ketika dijumpai di Jakarta, Rabu (29/8/2018).
Sebagai informasi, NPR memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk wilayah konsesi 4.291 hektar di Kalimantan Tengah, NPR berada dalam Gugus Melak bersama tiga anak perusahaan ITM lainnya, yaitu Bharinto Ekatama (BEK), Trubaindo Coal Mining (TCM), dan Tepian Indah Sukses (TIS).
Adapun, dari segi kinerja, pada paruh pertama 2018 ITMG membukukan penurunan laba bersih sebesar 3% menjadi US$ 103 juta dari US$ 105 juta pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan laba ini disebabkan oleh penurunan volume penjualan akibat produksi yang lebih rendah, meski rata-rata harga jual batu bara pada paruh pertama tercatat US$ 80,9 per ton, atau naik 18% dari US$ 68,4 per ton pada periode yang sama tahun lalu
"Produksi rendah ini disebabkan curah hujan yang deras. Perusahaan menghasilkan 9,3 ton pada semester I-2018 ini, dengan target volume produksi 22,5 juta ton untuk tahun ini," tutur Bramantya.
Sehingga, agar dapat mempertahankan kinerjanya di 2018 ini, perusahaan telah menjalankan beberapa strategi, misalnya memaksimalkan nilai jangka panjang dengan menambah cadangan batu bara secara organik maupun nonorganik, memperkuat marjin melalui keunggulan operasional, dan memperbaiki produktivitas, sebagai perusahaan penguatan proses bisnis.
(hps) Next Article Sederet Alasan Saham Tambang Masih 'Seksi', Berani Coba?
Direktur Indo Tambangraya Megah AH Bramantya Putra mengatakan, akuisisi NPR tersebut akan menambah keunggulan kompetitif bagi portofolio tambang-tambang di Gugus Melak dengan cadangan batu bara bernilai kalori 5.500 kkal/kg.
"Pembangunan prasarana tambang direncanakan berlangsung tahun depan dengan produksi perdana pada 2022 mendatang," tutur Bramantya ketika dijumpai di Jakarta, Rabu (29/8/2018).
Adapun, dari segi kinerja, pada paruh pertama 2018 ITMG membukukan penurunan laba bersih sebesar 3% menjadi US$ 103 juta dari US$ 105 juta pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan laba ini disebabkan oleh penurunan volume penjualan akibat produksi yang lebih rendah, meski rata-rata harga jual batu bara pada paruh pertama tercatat US$ 80,9 per ton, atau naik 18% dari US$ 68,4 per ton pada periode yang sama tahun lalu
"Produksi rendah ini disebabkan curah hujan yang deras. Perusahaan menghasilkan 9,3 ton pada semester I-2018 ini, dengan target volume produksi 22,5 juta ton untuk tahun ini," tutur Bramantya.
Sehingga, agar dapat mempertahankan kinerjanya di 2018 ini, perusahaan telah menjalankan beberapa strategi, misalnya memaksimalkan nilai jangka panjang dengan menambah cadangan batu bara secara organik maupun nonorganik, memperkuat marjin melalui keunggulan operasional, dan memperbaiki produktivitas, sebagai perusahaan penguatan proses bisnis.
(hps) Next Article Sederet Alasan Saham Tambang Masih 'Seksi', Berani Coba?
Most Popular