
Premi Asuransi Umum Tumbuh, Investasi Turun
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
28 August 2018 09:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Asuransi umum tercatat mengalami pertumbuhan pada semester I-2018, tepatnya 11% bila dibanding periode sama tahun lalu. Total premi bruto asuransi umum semester I-2018 mencapai Rp 33,1 triliun.
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat, hampir seluruh lini bisnis asuransi umum mengalami pertumbuhan positif. Terdapat tiga lini yang tercatat negatif, yaitu Asuransi Rangka Kapal, Energi, dan Rekayasa yang turun masing-masing -4,2%, -9,2%, dan -15,4%.
Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa, TI dan Aktuaria AAUI Trinita Situmeang menyampaikan pertumbuhan paling besar atas asuransi umum terjadi di asuransi Penerbangan dan Satelit, serta Tanggung Gugat.
"Premi bruto, pertumbuhannya paling besar terjadi di lini penerbangan dan satelit mencapai 188,2% dan Tanggung Gugat 52,9%," kata Trinita di Kantor AAUI, Senin (27/8/2018).
Sementara itu, klaim bruto asuransi umum juga mengalami kenaikan sebesar 3,3%. Tercatat, total klaim bruto asuransi umum mencapai Rp 12,8 triliun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada klaim asuransi kredit yang mencapai 232,6%.
"Penurunan klaim bruto terjadi pada beberapa lini, utamanya asuransi harta benda, pengangkutan, rangka kapal, penerbangan dan satelit, Energi, dan tanggung Jawab hukum," sebut Trinita.
Rasio klaim berbanding premi (loss ratio) pada periode tersebut, tercatat mencapai 38,9% atau turun dibanding tahun lalu sebesar 41,8%. Hampir semua lini bisnis mencatatkan penurunan loss ratio, kecuali lini bisnis Rekayasa, Asuransi Kredit dan Penjaminan, dengan kenaikan terjadi pada penutupan Asuransi Kredit sebesar 35,9%.
Trinita menyebut, kenaikan 9,5% atas premi asuransi Kesehatan didominasi oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
"Untuk pangsa pasar, masih didominasi oleh dua lini bisnis yang menyumbang sekitar 53% dari seluruh asuransi umum. Ini didominasi asuransi Kendaraan Bermotor dan Harta Benda, yaitu 27,8% dan 25,2%," paparnya.
Meski mendominasi, terjadi penurunan atas asuransi Kendaraan Bermotor yang pada periode sama tahun lalu mencapai 28,3% dan Harta Benda yang pada tahun lalu mencapai 27,7%. Di sisi lain, ada peningkatan pangsa pasar di lini Tanggung Jawab Hukum dari 3,4% menjadi 4,7% dan asuransi Kredit dari 7,8% menjadi 9% pada tahun ini.
Selanjutnya, Direktur Eksekutif AAUI, Dody Dalimunthe menyampaikan investasi asuransi umum pada semester I-2018 mengalami pertumbuhan sebesar 5,51%. Pertumbuhan itu menurun tipis bila dibanding pertumbuhan investasi pada periode sama tahun lalu yang menyentuh 5,54%.
"Untuk sampai Juni 2018, investasi mencapai Rp 2,115 triliun yang secara presentase naik 5,51%. Ini sejalan dengan apa yang terjadi di luar sana [kondisi pasar]," tutur Dody.
Dody menjelaskan, gejolak ekonomi di pasar yang menekan tingkat investasi, ikut berdampak pada investasi asuransi umum. Penyebab itu, antara lain muncul dari gejolak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan antisipasi kenaikan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed).
"Sementara itu, rasio hasil investasi atau yield pada 2018, pertumbuhannya 6,62%. Sementara pada periode sama tahun lalu mencapai 6,66%. Ada penurunan 0,04%," lanjut Dody.
Penurunan yield atas investasi asuransi umum masih dipandang positif oleh AAUI. Artinya, perusahaan asuransi sudah mengantisipasi apa yang terjadi.
Ke depan, dia optimis ada pertumbuhan asuransi umum pada kisaran 10-15% untuk kuartal IIi-2018. Itu masih ditunjang dari dua lini bisnis utama asuransi, Kendaraan Bermotor dan Harta Benda.
Dia menambahkan, terjadinya gempa di Lombok diharap juga dapat meningkatkan awareness masyarakat atas asuransi. Hingga pekan lalu, Dody telah menerima laporan dari PT Asuransi Maipark Indonesia (Maipark) telah ada laporan klaim sebesar Rp 39 miliar.
Itu terdiri dari 156 laporan, namun belum memuat total klaim dari peristiwa tersebut.
"Gempa Lombok baru pelaporan, itu pun belum lapor semua. [...] kalau sudah ada laporan klaim final, baru dibayarkan. Paling cepat pembayaran di awal September. Sekarang masih dalam tahap pelaporan awal, lalu verifikasi data dan assesment," jelas Dody.
(roy) Next Article Ekonomi Lesu, Premi Asuransi Umum Tumbuh 11%
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat, hampir seluruh lini bisnis asuransi umum mengalami pertumbuhan positif. Terdapat tiga lini yang tercatat negatif, yaitu Asuransi Rangka Kapal, Energi, dan Rekayasa yang turun masing-masing -4,2%, -9,2%, dan -15,4%.
Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa, TI dan Aktuaria AAUI Trinita Situmeang menyampaikan pertumbuhan paling besar atas asuransi umum terjadi di asuransi Penerbangan dan Satelit, serta Tanggung Gugat.
"Penurunan klaim bruto terjadi pada beberapa lini, utamanya asuransi harta benda, pengangkutan, rangka kapal, penerbangan dan satelit, Energi, dan tanggung Jawab hukum," sebut Trinita.
Rasio klaim berbanding premi (loss ratio) pada periode tersebut, tercatat mencapai 38,9% atau turun dibanding tahun lalu sebesar 41,8%. Hampir semua lini bisnis mencatatkan penurunan loss ratio, kecuali lini bisnis Rekayasa, Asuransi Kredit dan Penjaminan, dengan kenaikan terjadi pada penutupan Asuransi Kredit sebesar 35,9%.
Trinita menyebut, kenaikan 9,5% atas premi asuransi Kesehatan didominasi oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
"Untuk pangsa pasar, masih didominasi oleh dua lini bisnis yang menyumbang sekitar 53% dari seluruh asuransi umum. Ini didominasi asuransi Kendaraan Bermotor dan Harta Benda, yaitu 27,8% dan 25,2%," paparnya.
Meski mendominasi, terjadi penurunan atas asuransi Kendaraan Bermotor yang pada periode sama tahun lalu mencapai 28,3% dan Harta Benda yang pada tahun lalu mencapai 27,7%. Di sisi lain, ada peningkatan pangsa pasar di lini Tanggung Jawab Hukum dari 3,4% menjadi 4,7% dan asuransi Kredit dari 7,8% menjadi 9% pada tahun ini.
Selanjutnya, Direktur Eksekutif AAUI, Dody Dalimunthe menyampaikan investasi asuransi umum pada semester I-2018 mengalami pertumbuhan sebesar 5,51%. Pertumbuhan itu menurun tipis bila dibanding pertumbuhan investasi pada periode sama tahun lalu yang menyentuh 5,54%.
"Untuk sampai Juni 2018, investasi mencapai Rp 2,115 triliun yang secara presentase naik 5,51%. Ini sejalan dengan apa yang terjadi di luar sana [kondisi pasar]," tutur Dody.
Dody menjelaskan, gejolak ekonomi di pasar yang menekan tingkat investasi, ikut berdampak pada investasi asuransi umum. Penyebab itu, antara lain muncul dari gejolak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan antisipasi kenaikan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed).
"Sementara itu, rasio hasil investasi atau yield pada 2018, pertumbuhannya 6,62%. Sementara pada periode sama tahun lalu mencapai 6,66%. Ada penurunan 0,04%," lanjut Dody.
Penurunan yield atas investasi asuransi umum masih dipandang positif oleh AAUI. Artinya, perusahaan asuransi sudah mengantisipasi apa yang terjadi.
Ke depan, dia optimis ada pertumbuhan asuransi umum pada kisaran 10-15% untuk kuartal IIi-2018. Itu masih ditunjang dari dua lini bisnis utama asuransi, Kendaraan Bermotor dan Harta Benda.
Dia menambahkan, terjadinya gempa di Lombok diharap juga dapat meningkatkan awareness masyarakat atas asuransi. Hingga pekan lalu, Dody telah menerima laporan dari PT Asuransi Maipark Indonesia (Maipark) telah ada laporan klaim sebesar Rp 39 miliar.
Itu terdiri dari 156 laporan, namun belum memuat total klaim dari peristiwa tersebut.
"Gempa Lombok baru pelaporan, itu pun belum lapor semua. [...] kalau sudah ada laporan klaim final, baru dibayarkan. Paling cepat pembayaran di awal September. Sekarang masih dalam tahap pelaporan awal, lalu verifikasi data dan assesment," jelas Dody.
(roy) Next Article Ekonomi Lesu, Premi Asuransi Umum Tumbuh 11%
Most Popular