Bunga SBR 004 Mencapai 8,05%, Penjualan Tembus Rp 3,9 T?

Irvin Avriano & Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
15 August 2018 21:06
Bunga SBR 004 Mencapai 8,05%, Penjualan Tembus Rp 3,9 T?
Foto: Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia - Kupon bunga obligasi simpanan ritel (saving bond retail/SBR) seri 004 ditetapkan pemerintah pada 8,05% per tahun. Penjualan diprediksi laris dan di atas angka penjualan SBR tersukses sebelumnya yaitu Rp 3,91 triliun pada 2016 silam.

Dua pelaku pasar modal dan investasi menyebutkan pengumuman besaran kupon dilakukan Kementerian Keuangan sore tadi. "Diumumkan jam setengah lima oleh pemerintah kepada mitra distribusi," ujar salah satu pelaku pasar modal dan investasi tersebut malam ini (15/8/18).

Penetapan kupon tersebut di atas prediksi yang pernah ditulis di CNBC Indonesia yaitu 7,15%-7,50%. Artinya pemerintah menawarkan bunga premium kepada calon investor.

Menanggapi besaran kupon tersebut, Kepala Divisi Fixed Income Division PT Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto optimistis dengan mitra distribusi yang memiliki dukungan besar dari teknologi informasi tentu akan memperbesar pencapaian penjualannya.

"Kalau tersosialisasi bagus harusnya bisa lewati penjualan sebelum-sebelumnya. Tentu bisa memperluas basis investor, karena bisa lebih banyak melibatkan investor-investor ritel baru."

Jumlah penerbitan tersukses SBR adalah pada seri 002 ketika tembus Rp 3,91 triliun pada Mei 2016. SBR selanjutnya yaitu seri 003 hanya laku Rp 1,92 triliun yang ditawarkan pada awal tahun ini.

Bunga Surat Utang Ketengan 8,05%, Penjualan Tembus Rp 3,9 T?Foto: CNBC Indonesia

Ketika dikonfirmasi, ponsel Loto Srinaita Ginting, Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu, tidak aktif. Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Scenaider Clasein Hasudungan Siahaan juga tidak dapat dihubungi untuk dimintai konfirmasi.

Penentuan kupon SBR004 yang di atas prediksi kemungkinan disebabkan oleh momentum setelah pengumuman kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia tadi siang, yang naik 25 basis poin (bps) menjadi 5,5% dari sebelumnya 5,25%. Penaikan suku bunga itu juga di luar prediksi karena konsensus pelaku pasar yang disurvei CNBC Indonesia memprediksi suku bunga acuan akan tetap.

SBR004 adalah instrumen investasi pada efek utang pemerintah. Tenor obligasi ini adalah dua tahun dan memiliki fasilitas penarikan lebih awal sebesar 50% jika pembelian di atas Rp 2 juta. Minimal pembelian SBR adalah Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar per investor. Syarat pembelian adalah kartu tanda penduduk (KTP) dan nomor pokok wajib pajak (NPWP).

Mekanisme kupon SBR adalah mengambang dengan tersedia batas bawah. Mengambang berarti akan mengikuti suku bunga acuan, yang berarti jika suku unga 7DRRR naik maka kuponnya dapat naik dengan waktu penyesuaian tiga bulan sekali.

Lain halnya dengan penerbitan obligasi ritel pemerintah lain seperti ORI dan Sukri, SBR tidak dapat ditransaksikan sehingga pemiliknya benar-benar ritel. ORI dan Sukri masih mungkin dibeli oleh investor institusi, meskipun harus menunggu batas waktu kepemilikan minimal (minimal holding period) yang ditetapkan pemerintah.

Penerbitan SBR004 ini akan menjadi penting karena akan banyak agen penjual berasal dari sisi perusahaan berbasis teknologi informasi (fintech) selain dari bank dan sekuritas. Dengan teknologi tersebut, maka dipercaya biaya akan mudah terpangkas terutama bagi setiap agen penjual.

Dua perusahaan pembiayaan yang mempertemukan peminjam dengan pemberi pinjaman melalui jaringan internet (peer to peer lending) PT Mitrausaha Indonesia Group (Modalku) dan PT Investree Radhika Jaya (Investree) turut menjadi mitra distribusi penjualan.

Ada dua perusahaan agen penjual reksa dana (APERD) fintech yang sebelumnya pernah ditunjuk sebagai mitra yaitu PT Bareksa Portal Investasi (Bareksa) dan PT Star Mercato Capitale (Tanamduit). Perusahaan lain yang berlaku sebagai mitra distribusi adalah sekuritas, yaitu PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM).

Mitra distribusi lain adalah dari industri perbankan yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Permata Tbk (BNLI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Masa penawaran SBR ini akan dimulai dari 20 Agustus hingga 13 September 2018.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular