Bos BI Beberkan Penyebab Dolar Perkasa di Akhir 2025

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 17/12/2025 14:27 WIB
Foto: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan sambutan dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2025

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan alasan dibalik terus menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) beberapa waktu terakhir, hingga turut menekan nilai tukar rupiah meski hari ini masih menguat.

Mengacu data Refinitiv, per pukul 09.15 WIB, sebanyak 9 dari 11 mata uang Asia yang dipantau tercatat melemah terhadap greenback. Di tengah tekanan tersebut, rupiah justru tampil menguat sendirian di Asia.

Rupiah terapresiasi tipis 0,03% ke level Rp16.680/US$. Pergerakan rupiah cenderung terbatas seiring sikap wait and see pelaku pasar yang menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang dijadwalkan diumumkan pada siang hari ini.


Indeks dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama dunia, terpantau rebound tipis sekitar 0,07% ke kisaran 98,2, setelah sebelumnya melemah dan berada di dekat level terendah sejak awal Oktober.

Perry mengatakan, kuatnya indeks dolar AS hingga saat ini dipicu oleh kenaikan imbal hasil US Treasury tenor 2 tahun. Menandakan tingginya kebutuhan utang pemerintah AS.

"Menyebabkan DXY tinggi dan terbatas aliran modal asing ke emerging market," paparnya.

Hal ini ia sebut menandakan masih tingginya ketidakpastian perekonomian global. Apalagi akan ada tren pelemahan ekonomi global pada 2026 dari 3,2% ke 3%.

"Ketidakpastian tetap tinggi dengan pertumbuhan dunia melemah. Ini perlu penguatan respons kebijakan dari dampak global dan dorong pertumbuhan lebih tinggi," paparnya.


(arj/arj)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Diramal 9.000 di Akhir Tahun, Saham Ini Bisa Jadi Pilihan