
BI Rate Bakal Turun Lagi? Ini Jawaban Perry Warjiyo

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan pihaknya akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga acuan ke depan, meski dalam jangka pendek kehati-hatian dalam meramu kebijakan moneter harus diperkuat karena tingginya ketidakpastian ekonomi global.
Ia mengatakan, ketidakpastian ekonomi global ke depan masih diliputi oleh belum kondusifnya aktivitas perdagangan global, akibat sulit dibacanya arah kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan AS dengan 70 negara mitra dagang utamanya.
Kebijakan itu, ia sebut akan membuat perekonomian dunia mengalami pelemahan dengan tekanan inflasi yang cenderung minim. Namun, risiko terhadap nilai tukar rupiah masih cukup besar karena tingginya ketidakpastian di pasar keuangan.
"Tentu saja dalam jangka pendek karena ketidakpastian, kebijakan resiprokal tarif ini masih dinamis, masih akan terus bergerak, ini lah yang membawa suatu ketidakpastian pasar keuangan global jangka pendek yang harus tetap kita waspadai dan respons," kata Perry saat konferensi pers hasil rapat dewan gubernur BI secara daring, Rabu (20/8/2025).
"Terutama di Indonesia, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan alhamdulillah Bank Indonesia terus berkomitmen tinggi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," paparnya.
Meski begitu, Perry mengakui, Indonesia membutuhkan ruang-ruang kebijakan yang mampu untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi lebih cepat di tengah tekanan ekonomi global saat ini. Maka, ia memastikan BI akan terus mencari ruang-ruang pemangkasan ke depan.
"Ke depan BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi sejalan dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi ke depan," kata Perry.
Sebagaimana diketahui, dewan gubernur BI pada Agustus 2025 ini telah memutuskan untuk kembali memangkas suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis points, menjadi 5%.
(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lengkap! Keputusan Dewan Gubernur BI Tahan BI Rate 5,50%
