Dolar AS Perkasa Lagi, Rupiah Ditutup Loyo Hari Ini!

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
17 July 2025 15:05
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan mata uang Garuda terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau loyo pada Kamis hari ini (17/7/2025) usai kemarin Bank Indonesia memangkas suku bunga.

Merujuk data Refintiiv, rupiah bertengger di posisi Rp16.325/US$, melemah 0.37% sejak pembukaan hari ini. Mata uang RI sudah empat hari ini terus melemah dan menandai level paling lemah sejak 24 Juni.

Pelemahan rupiah terjadi seiring dengan indeks dolar AS yang menguat 0,44% ke posisi 98,71 pada perdagangan hari ini sampai pukul 15.00 WIB.

Selain karena dolar AS yang menguat, pelemahan mata uang Garuda dipicu oleh sentimen negatif dari kondisi perekonomian global yang tengah penuh gejolak, hingga membuat Bank Indonesia (BI) harus melakukan intervensi di pasar uang.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas BI, Erwin Gunawan Hutapea mengatakan, pergerakan rupiah itu sejalan dengan pergerakan mata uang regional lainnya yang tengah melemah.

"Terutama dipengaruhi oleh masih terus berlanjutnya ketidakpastian sehubungan dengan perkembangan akhir kebijakan tariff Amerika kepada berbagai negara," ucap Erwin kepada CNBC Indonesia, Kamis (17/7/2025).

Sentimen negatif yang memengaruhi pelaku pasar keuangan ia sebut juga dipengaruhi ketegangan hubungan antara Presiden Trump dengan Ketua The Federal Reserve atau The Fed, Jerome Powell.

"Ini juga menjadi perhatian pasar di mana berkembang informasi pengusulan pemecatan Powell yang kemudian dibantah oleh Presiden Trump," papat Erwin.

Karena faktor penekan mata uang Garuda bersumber dari sentimen eksternal, BI mengambil sikap intervensi, supaya menjaga pergerakan Rupiah sesuai dengan fundamentalnya.

"Bank Indonesia melakukan langkah-langkah stabilisasi melalui intervensi di pasar offshore pasar spot melalui transaksi NDF, di pasar domestik melalui transaksi spot dan DNDF serta pembelian SBN di pasar sekunder," tegas Erwin.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Kembali Keok, Dolar Sentuh Rp16.355

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular