Inflasi Bahan Pangan Meroket Gara-Gara MBG, BI Buka Suara
Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan inflasi bahan pangan bergejolak atau volatile food tengah mengalami peningkatan hingga ke level 6,59% yoy akibat kenaikan harga komoditas cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras.
Peningkatan tekanan inflasi volatile food yang jauh melampaui tekanan inflasi umum per Oktober 2025 sebesar 2,86%. Hal itu menurut BI lebih banyak disebabkan gangguan musim.
Dewan gubernur BI pun menganggap perlu kehati-hatian mengaitkan tingginya tekanan inflasi bahan pangan akibat keberadaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Apakah ini ada kaitannya dengan MBG? Mungkin kita harus hati-hati," kata Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman saat konferensi pers seusai rapat dewan gubernur BI, Rabu (19/11/2025).
Menurut BI, kenaikan inflasi bahan pangan per Oktober 2025 itu lebih disebabkan tiga faktor utama. Pertama ialah base effect atau karena rendahya tekanan inflasi bahan pangan pada periode yang sama pada tahun lalu.
"Jadi 2024 kemarin di bulan-bulan seperti ini angka volatile food itu sangat rendah, year on year nya pada bulan Agustus hanya 3,04%, di bulan September nya 1,43%, dan di Oktober nya 0,89%. Jadi tidak heran kalau tiba-tiba menjadi 6,59% pada bulan ini," ucap Aida.
Faktor kedua, Aida mengatakan, periode akhir tahun ini bukanlah musim tanam dari produk-produk hortikultura, serta yang ketiga ialah efek faktor gangguan cuaca terutama akibat curah hujan yang lebih besar.
"Sementara untuk si telur, sama daging ayam ras, juga ada kenaikan akibat biaya input pakan ternak," papar Aida.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa pelaksanaan program MBG telah memicu lonjakan permintaan telur ayam ras dan daging ayam ras.
"Pelaksanaan Program MBG yang telah berlangsung selama beberapa bulan turut mendorong lonjakan permintaan terhadap telur ayam ras dan daging ayam ras yang menjadi bagian dari menu program," ujar Pudji Ismartini, Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS dalam konferensi pers, di kantor BPS, Jakarta, beberapa waktu lalu (3/11/2025).
Namun, Pudji mengatakan ada faktor lain yang menjadi penyebab inflasi pada kedua komoditas tersebut yakni adanya peningkatan biaya produksi.
"Tentunya ada peningkatan komponen biaya produksi seperti DoC, livebird, dan jagung pakan," katanya.
Pudji mengatakan bahwa inflasi telur ayam ras dan daging ayam ras masing-masing sebesar 4,34% dan 1,13% pada Oktober 2025.
"Inflasi komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras masing-masing sebesar 4,34% dan 1,13% pada Oktober 2025. Keduanya komoditas inflasi Oktober 2025," ucapnya.
(arj)