Purbaya Effect! Saham-Saham Ini Bergerak

mkh, CNBC Indonesia
16 October 2025 13:19
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia — Saham konsumer bergerak di zona positif pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis (16/10/2025). Hal ini seiring dengan pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang hendak meninjau pemangkasan pajak pertambahan nilai (PPN). 

Saham Unilever Indonesia (UNVR) naik 7,63% ke level 1.975. Sebanyak 50,68 juta saham berpindah tangan dengan nilai Rp 99,19 miliar. 

Saham UNVR juga melonjak setelah perusahaan mengumumkan hendak memberikan dividen dengan besaran 100% dari laba tahun buku 2025. 

"Untuk dividen, kebijakan kami tentang dividen, kami berkomitmen untuk memberikan 100% kepada pemegang saham dan memberikan dividen pada tahun depan," ujarnya dalam Konferensi Pers di Graha Unilever Tangerang, Rabu (15/10).

Selain UNVR, Mitra Adiperkasa (MAPI) lompat 7,83% ke level 1.240 pada sesi I. Sebanyak 43,86 juta saham ditransaksikan dengan total nilai Rp 53,85 miliar.

Selain tersengat isu PPN, MAPI juga mendapat sentimen positif dari peluncuran iPhone 17. Sebagaimana diketahui, anak usaha MAPI, Digimap Indonesia merupakan distributor resmi Apple.

Dua saham Indofood juga bergerak naik hari ini. Indofood Sukses Makmur (INDF) dan Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), masing-masing naik 2,17% dan 2,88%. Begitu pula dengan emiten unggas Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) yang naik 4,96%. 

Sementara itu, saham Alfamart (AMRT) masih naik terbatas atau 0,9% ke level 2.240, dan Aspirasi Hidup Indonesia (ACES) malah turun 3,64%.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Purbaya membuka kemungkinan insentif perpajakan, berupa penurunan tarif PPN. Sebagaimana diketahui, tarif PPN sebetulnya secara gradual mengalami kenaikan. Namun, baru kali ini Purbaya membuka peluang penurunan.

"Nanti kita lihat bisa enggak kita turunkan PPN itu untuk mendorong daya beli masyarakat ke depan," kata Purbaya saat konferensi pers APBN edisi September 2025, dikutip Kamis (16/10/2025).

Sebelum sampai ke situ, Purbaya memastikan akan memperhitungkan secara cermat kondisi perekonomian secara detail, termasuk kesehatan fiskal pemerintah dalam memperkuat penerimaan negara hingga akhir tahun nanti.

Akan tetapi saat ini, ia mengaku belum melihat kapasitas fiskal bisa membuatnya percaya diri memangkas tarif PPN. Setoran pajak per akhir September 2025 saja masih mengalami kontraksi sebesar 4,4% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 1.295,3 triliun.

Melorotnya penerimaan pajak itu dipicu dua komponen utamanya, yaitu pajak penghasilan (PPh) Badan, serta PPN dan PPnBM, mengalami tekanan. Setoran PPh Badan minus 9,4% secara tahunan menjadi sebesar Rp 215,10 triliun, PPN dan PPNnBM kontraksi lebih besar, 13,2 menjadi Rp 474,44 triliun.

"Jadi saya harus hati-hati, jangan sampai saya turunin atau berantakan semuanya. Nanti defisitnya di atas 3%, jadi kita harus balance timbang-timbang dengan mana yang paling baik," paparnya.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Umumkan Pensiun, Begini Perjalanan Karir Willy Saelan di Unilever

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular