OJK Sebut Dana Rp200 T dari Purbaya Buka Ruang Penurunan Bunga Kredit
Jakarta, CNBC Indonesia — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut penempatan saldo anggaran lebih (SAL) Rp200 triliun kepada himpunan bank milik negara (Himbara) memberikan ruang untuk menurunkan suku bunga pinjaman.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae memperkirakan strategi Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa tersebut dapat meningkatkan likuiditas perbankan dan dapat memberi ruang untuk menurunkan biaya pendanaan atau cost of fund. Dengan demikian, suku bunga kredit bank juga dapat berangsur menurun dan menjadi lebih menarik bagi para pelaku usaha.
"OJK melihat bahwa masih terdapat ruang untuk penurunan suku bunga. Namun penurunannya akan sangat tergantung pada struktur biaya masing-masing bank. Terutama terkait dengan biaya dana atau cost of fund," kata Dian saat Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK hasil RDKB September 2025 secara daring, Kamis (9/10/2025).
Ia menyorot beberapa bank masih mengandalkan dana mahal sebagai sumber pendanaan. Dana mahal terdiri dari deposito, dan membutuhkan cost of fund yang lebih tinggi dari dana murah.
Dian kemudian menyinggung soal pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) industri perbankan yang melambat membuat bank perlu meningkatkan porsi dana murah dalam struktur pendanaannya. Dengan begitu, dapat tercipta ruang penurunan suku bunga kredit secara signifikan.
Sementara itu, penyaluran kredit per Agustus 2025 sebesar Rp 8.075 triliun, naik 7,56% secara tahunan (yoy). Pertumbuhan pada periode tersebut lebih tinggi 53 basis poin (bps) dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 8,51% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 9.386 triliun.
"Nah pada posisi akhir September 2025 pertumbuhan kredit dan DPK perbankan juga ternyata meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya dengan pertumbuhan DPK yang lebih tinggi dibandingkan kredit. Nah hal tersebut menandakan bahwa perbankan memiliki ruang likuiditas yang lebih besar untuk menyeluruhkan kredit ke depannya," terang Dian.
Seperti diketahui, Purbaya telah menyuntik dana segar Rp 200 triliun ke lima bank himpunan bank milik negara (himbara) pada 12 September lalu. Kelima bank tersebut adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), plus satu bank syariah, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS).
Bank Mandiri, BNI, dan BRI mendapatkan masing-masing Rp 55 triliun, BTN sebesar Rp 25 triliun dan BSI Rp 10 triliun
Purbaya juga berencana untuk menarik lagi SAL di Bank Indonesia senilai Rp 70 triliun. Dia memiliki rencana untuk menempatkan uang tersebut, di antaranya di BPD. Ada dua BPD yang sudah masuk radar, yakni Bank Jatim, Bank Jakarta, dan BJB.
Purbaya sempat menyebut nominal yang hendak diletakan antara Rp 10 triliun hingga Rp 20 triliun. Akan tetapi dia menegaskan bahwa nominal pasti masih dikaji.
(mkh/mkh)