Laba Integrasi Aviasi Solusi Anjlok 44% pada Semester I-2025

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
22 September 2025 19:20
Penumpang mengantri di luar Terminal 1 setelah pemadaman listrik semalaman menyebabkan gangguan dan pembatalan di Bandara Manchester di Manchester, Inggris, 23 Juni 2024. (REUTERS/Phil Noble)
Foto: Penumpang mengantri di luar Terminal 1 setelah pemadaman listrik semalaman menyebabkan gangguan dan pembatalan di Bandara Manchester di Manchester, Inggris, 23 Juni 2024. (REUTERS/Phil Noble)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Integrasi Aviasi Solusi (IAS) mencatat penurunan laba bersih pada semester I tahun 2025 anjlok 44% dari Rp249 miliar menjadi Rp140 miliar. Direktur IAS Wendo Asrul Rose memaparkan, jika dibandingkan dengan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025 belum tercapai 50%, yang sebesar Rp 277 miliar.

Padahal, pendapatan sampai dengan Juni 2025 mencapai Rp3,74 triliun atau naik secara tahunan sebesar 7% Rp. Untuk target RAKP pendapatan tahun ini baru mencapai 89% atau senilai Rp4,19 triliun.

Sementara untuk laba kotor tercatat Rp844 miliar, atau mengalami kenaikan sebesar 3%. Sementara EBITDA tercatat turun% menjadi Rp339 miliar.

Wendo menjelaskan, alasan laba bersih masih jauh dari target tahun ini selain disebabkan oleh target pendapatan belum tercapai, tapi juga beban overhead yang cukup tinggi sepanjang semester I tahun ini mengakibatkan kontraksi laba bersih per juni 2025.

Kenaikan beban overhead tersebut banyak dipengaruhi oleh beban terkait pegawai akibat penyesuaian standar remunerasi, dan pemberian kompensasi pegawai.

"Karena pada saat itu beban-beban merger, beban-beban SDM itu semua dialihkan ke semester II 2024, sehingga laba yang ada di tahun 2024 semester satu tambahannya hanya Rp20 miliar di semester dua. Semester duanya hanya Rp270 miliar," jelasnya saat rapat dengan Komisi VI DPR RI Jakarta, Senin (22/9).

Ia mengungkapkan, tiga terbesar kontribusi bisnis kami yang ada di IAS, antara lain, pertama dari bisnis operation support yang dilaksanakan oleh Angkasa Pura Support (APS) dan ASS yaitu sekitar 40%. "Jadi di sini lebih kepada pelayanan yang bersifat facility management, man power, dan equipment maintenance," imbuhnya.

Kemudian, yang kedua adalah ground handling yang dilaksanakan Gapura Angkasa, kemudian kargo yang dilaksanakan oleh Gapura dan IAS.

"Jadi pada saat ini 90% bisnis yang dilaksanakan oleh IAS itu adalah bisnis yang berkorelasi langsung dan berkontrak dengan teman-teman Angkasa Pura dan Garuda Group," tuturnya.

Ia optimis, capaian laba yang saat ini senilai Rp 140 miliar dapat tercapai diatas tahun 2024. "Saat ini kami di angka Rp140 miliar, Insya Allah dengan kinerja teman-teman bisa melampaui tahun 2024 secara audited yang sudah dilakukan tahun 2024," pungkasnya.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pendapatan Naik, Laba Emiten Prajogo (PTRO) Tergerus Pajak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular