Ukraina-Rusia Kembali Tegang, Harga Minyak Merosot
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak melemah tipis pada perdagangan Rabu (17/9/2025) pagi, setelah sempat reli tiga hari beruntun. Pelaku pasar kini mencermati dampak lanjutan serangan Ukraina terhadap fasilitas energi Rusia yang berpotensi menekan pasokan global.
Menurut Refinitiv, harga minyak Brent kontrak November 2025 tercatat US$68,37 per barel pada pukul 10.00 WIB. Angka ini turun dari posisi Selasa (16/9/2025) yang berada di US$68,47 per barel. Sementara minyak mentah Amerika Serikat (West Texas Intermediate/WTI) juga sedikit terkoreksi ke US$64,44 per barel, dibanding US$64,52 per barel di sesi sebelumnya.
Pergerakan harga minyak dunia sepekan terakhir masih terlihat fluktuatif dalam rentang yang sempit, sekitar US$65-69 per barel. Sejak awal September, Brent cenderung tertahan dalam kisaran ini, menandakan pasar masih terombang-ambing antara ketegangan geopolitik dan fundamental pasokan yang bearish.
Bloomberg melaporkan, serangan Ukraina terhadap kilang minyak Saratov di Rusia telah memangkas produksi minyak negeri beruang merah tersebut, yang juga merupakan anggota OPEC+. Produksi Rusia kini berada di level terendah sejak pandemi, sehingga sempat memberi dorongan harga di awal pekan.
Namun di sisi lain, kembalinya pasokan OPEC+ yang lebih cepat dari perkiraan membuat pasar khawatir kelebihan suplai bisa terjadi pada akhir tahun. Kombinasi faktor inilah yang membuat harga sulit keluar dari pola sideways.
Dalam tiga sesi sebelumnya, WTI sempat naik 3,4% dan Brent menembus level psikologis US$68 per barel. Kendati demikian, reli tersebut masih dianggap rapuh karena tekanan suplai global yang berpotensi meningkat.
Ke depan, pelaku pasar akan menantikan rilis data stok minyak mentah Amerika Serikat serta perkembangan geopolitik di Eropa Timur. Jika ketegangan Ukraina-Rusia terus meningkat, harga minyak berpeluang kembali menguat. Sebaliknya, jika pasokan OPEC+ mengalir deras, tekanan koreksi bisa lebih dalam.
CNBC Indonesia
(emb/emb)