Wamenkeu Thomas Djiwandono Ajak Anak Pramuka Rajin Menabung

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
14 August 2025 11:35
Wakil Menteri Keuangan RI, Thomas Djiwandono di acara LIKE IT (Literasi Keuangan Indonesia Terdepan) di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Kamis, (14/8/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Wakil Menteri Keuangan RI, Thomas Djiwandono di acara LIKE IT (Literasi Keuangan Indonesia Terdepan) di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Kamis, (14/8/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono mengungkapkan, menabung bisa menjadi kegiatan yang positif untuk membangun negeri dalam jangka panjang.

Saat berbicara dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan atau Like It di hadapan 3.000 Pramuka berkebutuhan khusus tingkat nasional bertajuk "Generasi Muda Mandiri Finansial, Menuju Indonesia Emas", Thomas mengatakan, kegiatan menabung itu bisa positif asal dana yang diperoleh dalam jangka panjang dibelanjakan untuk kegiatan pembangunan, seperti membangun rumah.

"Coba bayangkan kalau kalian menabung terus, di suatu saat nanti bisa membantu orang tua, bisa membantu bapak ibu, bantunya apa? ya mungkin bikin rumah buat bapak ibu ke depan," ungkap Thomas.

Dengan memanfaatkan dana hasil tabungan untuk membangun rumah, ia mengatakan, akan banyak efek rambatan atau multiplier effect yang menggerakkan ekonomi. Sebab, pembangunan rumah bisa menggerakkan banyak sektor.

"Kalau kalian bikin rumah baru untuk bapak ibu itu membantu pekerjaan orang lain, karena yang bangun rumahnya ada kontraktor, ada tukang kayu, ada yang bikin atap dan sebagainya," tutur Thomas.

"Itu membantu pekerjaan, menumbuhkan ekonomi. Jadi tabunglah terus, supaya kalian bisa membangun negeri, membantu orang tua, dan membangun nusa bangsa," paparnya.

Sebagaimana diketahui, tabungan masyarakat kini memang harus menjadi perhatian. Terutama karena alokasi pengeluaran warga Indonesia untuk tabungan kembali mengalami penurunan bahkan sampai mencetak rekor terendah, setidaknya hingga 2019.

Berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia (BI) periode Juli 2025 yang baru dirilis pada 8 Agustus 2025, proporsi alokasi pengeluaran untuk konsumsi di Juli 2025 sebesar 75,4% naik dari bulan sebelumnya yakni 75,1%. Sementara alokasi untuk cicilan pinjaman di Juli sebesar 10,9% naik tipis dari 10,8% pada Juni.

Hal yang paling menarik dari survey Juli ini adalah persentase alokasi untuk tabungan yang tercatat pada Juli hanya sebesar 13,7% turun lebih dari satu persen dari periode Juni yang sebesar 14,9%, sekaligus mencatatkan yang proporsi yang terendah sepanjang sejarah survei dilakukan, berdasarkan catatan tim riset CNBC Indonesia.

Berdasarkan data survei BI bahwa proporsi pengeluaran masyarakat untuk tabungan pada Juli 2025 mengalami penyusutan di seluruh kelompok pengeluaran dibandingkan Januari 2023.

Penurunan paling tajam tercatat pada kelompok masyarakat dengan pengeluaran Rp4,1-Rp5 juta per bulan, di mana proporsi untuk tabungan anjlok dari 18,8% menjadi hanya 13,9% atau turun sekitar 4,9 poin.

Sementara itu, untuk kelompok pengeluaran Rp1 juta-Rp2 juta dan Rp3,1-Rp4 juta juga mencatat penurunan masing-masing sebesar 3,6 poin menjadi 13,6% dan 13,7%.

Untuk survey berdasarkan kelompok masyarakat dengan penghasilan lebih dari Rp5 juta per bulan juga mengalami penurunan dengan proporsi tabungan turun dari 18,6% di Januari 2023 menjadi 15,8% pada Juli 2025 atau turun 2,8 poin.

Merosotnya proporsi pengeluaran masyarakat untuk tabungan ini terjadi seiring dengan meningkatnya pengeluaran untuk konsumsi.

Kenaikan harga barang untuk kebutuhan pokok, beban utang, membuat banyak masyarakat perlu untuk mengeluarkan uang lebih besar untuk konsumsi dan mengorbankan pengeluaran untuk tabungan mereka.

Menurut Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) memang adanya penurunan simpanan nasabah perorangan di perbankan pada triwulan I-2025. Simpanan individu turun 1,09% secara tahunan.

Hal ini dapat mengindikasikan bahwa Masyarakat saat ini mulai menggunakan Tabungan mereka untuk membiaya kebutuhan sehari-hari.

Dalam riset Indonesia Economic Outlook kuartal III-2025, LPEM UI menyebutkan dana yang ditarik umumnya digunakan untuk kebutuhan pokok seperti makanan, Listrik, air, dan transportasi.

Hal ini sejalan dengan hasil survey BI yang menunjukkan peningkatan proporsi pengeluaran Masyarakat untuk konsumsi.

Bila dibandingkan dengan porsi pengeluaran masyarakat pada periode Januari 2023 yang sebesar 73,6%, terjadi kenaikan yang cukup signifikan pada periode Juli 2025 yang sebesar 75,4% atau naik 1,8 poin persentase.


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lo Kheng Hong Buka-Bukaan Kebiasaan Warga RI yang Bikin Miskin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular