OPEC+ Tambah Pasokan, Harga Minyak Melemah

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
Senin, 04/08/2025 10:45 WIB
Foto: minyak dunia

Jakarta, CNBC Indonesia -  Harga minyak dunia masih berada dalam tren turun pada awal pekan ini. Melansir dari Refinitiv hingga pukul 09:55 WIB, Senin (4/8/2025), menunjukkan harga minyak Brent berada di level US$ 69,53 per barel, sementara WTI berada di posisi US$ 67,24 per barel.

Keduanya kembali melemah dibandingkan pekan lalu.

Penurunan ini sejalan dengan sentimen negatif dari pasar global, terutama setelah OPEC+ mengumumkan kenaikan produksi hingga 547.000 barel per hari (bph) untuk September.




Langkah ini merupakan bagian dari upaya aliansi untuk merebut kembali pangsa pasar global, setelah sebelumnya memangkas produksi besar-besaran.

Kondisi ini diperparah oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi di Amerika Serikat, yang masih menjadi konsumen minyak terbesar dunia. Data ketenagakerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan turut menekan optimisme permintaan bahan bakar.

Sepekan terakhir, harga minyak Brent telah terkoreksi signifikan dari level US$ 73,24 (30/7/2025) menjadi US$ 69,53 (4/8/2025), turun sekitar 5%. WTI juga melemah dari US$ 70,00 menjadi US$ 67,24 pada periode yang sama.

Kebijakan OPEC+ kali ini mencerminkan perubahan sikap yang lebih agresif dalam meningkatkan produksi. Meski demikian, Goldman Sachs menilai peningkatan pasokan riil baru mencapai sekitar 1,7 juta bph, atau dua pertiga dari volume yang diumumkan. Hal ini dipicu oleh penurunan output dari beberapa negara anggota setelah sebelumnya melebihi kuota.

Selain itu, pasar juga dibayangi potensi sanksi baru dari Amerika Serikat terhadap Iran dan Rusia. Presiden AS Donald Trump bahkan mengancam akan memberlakukan tarif sekunder 100% terhadap pembeli minyak Rusia. Ancaman ini membuat dua kapal tanker Rusia dilaporkan mengalihkan tujuannya dari India.

Melihat tren saat ini, pasar energi diprediksi akan tetap volatile, dengan fokus pada implementasi pasokan OPEC+ dan dampak lanjutan dari ketegangan geopolitik dan kebijakan tarif AS terhadap aliran minyak global.

CNBC Indonesia


(emb/emb)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran-Israel Bikin Harga Komoditas Naik, RI Diuntungkan?