IHSG Balik Arah, Sesi I Berakhir Merah

mkh, CNBC Indonesia
Jumat, 04/07/2025 12:25 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah pada akhir sesi I hari ini, Jumat (4/7/2025).

Setelah dibuka di zona hijau, IHSG mengakhiri sesi I dengan penurunan 0,21% ke level 6.863,85. Sebanyak 296 saham turun, 252 naik, dan 236 tidak bergerak. 

Nilai transaksi siang ini mencapai Rp 4,63 triliun yang melibatkan 10,56 miliar saham dalam 511.032 kali transaksi. 


Menguti Refinitiv, hanya dua sektor yang berada di zona positif, yakni energi (0,53%) dan properti (0,09%). Mayoritas sektor berada di zona merah dengan penurunan paling dalam adalah utlitas (-0.51%), bahan baku (0,35%), dan teknologi (-0,3%).

Menurut para analis, IHSG stagnan karena tekanan jual dari investor asing, ditambah ketidakpastian global dan domestik, serta belum ada sentimen fundamental kinerja emiten. Investor saat ini cenderung menunggu kepastian sebelum mengambil langkah besar.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan mengatakan indeks saat ini bergerak sideways, artinya tidak menunjukkan tren naik atau turun yang jelas, tapi berfluktuasi dalam rentang sempit, yaitu antara 6.820 sampai 6.980. Ini menggambarkan pasar yang lesu atau sedang menunggu kepastian arah alias wait and see.

"Untuk alasannya sendiri berbagai faktor, pertama kalau asing memang sedang net sell terus dari pasar kita, karena kekhawatiran global juga kan dan untuk tarif AS-Indonesia juga belum jelas," ujar Ekky kepada CNBC Indonesia, Jumat (4/7/2025).

Selain itu, ia menyebut kinerja emiten perbankan, yang biasanya jadi pilihan unggulan investasi asing saat ini mengalami perlambata kinerja. Menurut Ekky, investor asing itu tidak bisa berinvestasi sembarangan karena pasar Indonesia kecil.

"Jadi masuknya ya, ke saham saham tertentu saja, kalau pilihan saham yang sedikit ini kinerjanya melemah, ya wajar belum kembali," katanya.

Senada, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan rilis laporan keuangan kuartal II-2025 yang masih masih berlangsung, diperkirakan hasilnya secara umum masih stagnan.

"Jadi dorongan dari fundamental masih minim," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (4/7/2025).

Sementara itu, Rudiyanto mengatakan investor asing masih menempatkan porsi investasi di Indonesia lebih kecil alias underweight lantaran beberapa kebijakan pemerintah.

Meskipun pemerintah telah melakukan beberapa revisi untuk mengubah pandangan investor, ia menyebut masih butuh waktu karena menunggu realisasi perubahan kebijakan tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi RI.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Ramal Nasib Rupiah-Pasar SBN Saat Perang Memanas & Bunga Ditahan