Pasar Wait & See, Bursa Asia Loyo Ramai-Ramai
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia memulai awal perdagangan dengan cenderung bergerak di jalur negatif. Hal ini didorong oleh sikap pelaku pasar yang wait and see dengan hasil keputusan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS).
Bursa Asia cenderung dibuka melemah, hanya Hang Seng Hong Kong dan FTSE Straits Times Singapura yang membuka pasar Asia dengan penguatan.
Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan kepada Kongres pada hari Selasa (9/7/2024), bahwa AS "tidak lagi menjadi ekonomi yang terlalu panas," pernyataan yang menunjukkan bahwa alasan untuk pemotongan suku bunga semakin kuat.
Beberapa investor telah mengantisipasi bahwa ketua The Fed dalam kesaksiannya kepada panel perbankan Senat, mungkin akan melakukan lebih dari yang dilakukannya untuk memberi tahu bahwa pemotongan akan segera dilakukan pada pertemuan bank sentral bulan September. Namun, hingga Selasa malam, hal itu tampaknya masih menjadi ekspektasi pasar secara luas, dimana kontrak berjangka The Fed Fund memperkirakan peluang pemotongan hampir 75% pada bulan September, menurut CME FedWatch.
Informasi lebih lanjut mungkin akan muncul pada hari Rabu, ketika Powell kembali ke Capitol Hill untuk bersaksi di hadapan komite DPR. Dan laporan indeks harga konsumen (IHK) AS yang akan dirilis pada hari Kamis pasti akan diawasi dengan ketat untuk melihat apakah inflasi dapat turun sesuai keinginan bank sentral. Karena jika inflasi AS melonjak dapat meragukan alasan pemangkasan suku bunga.
Dari sisi politik, Presiden AS Joe Biden menghadapi tekanan untuk membatalkan tawaran pemilihannya kembali setelah kinerja debatnya yang goyah melawan mantan Presiden Donald Trump.
Sementara itu, perdebatan mengenai suku bunga juga akan meluas ke Reserve Bank of New Zealand, yang akan bertemu pada hari Rabu. RBNZ diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya untuk pertemuan kedelapan berturut-turut dan memangkas suku bunga hanya sekali sebelum akhir tahun, menurut pendapat Reuters terhadap para ekonom.
Pada hari hari ini akan ada kabar dari negeri tirai bambu. China akan merilis angka inflasi harga produsen dan konsumen, yang dapat memengaruhi pergerakan pasar Asia.
CNBC Indonesia Research
research@cnbcindonesia.com
(saw/saw)