Bursa Asia Kembali ke Zona Hijau Usai Alami Penurunan Tajam

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
05 September 2024 08:45
Passersby are reflected on an electronic board showing the exchange rates between the Japanese yen and the U.S. dollar, the yen against the euro, the yen against the Australian dollar, Dow Jones Industrial Average and other market indices outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 6, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia cenderung menguat pada awal perdagangan hari ini, usai penurunan tajam pada perdagangan sebelumnya. Data perekonomian China dan Korea Selatan akan menghiasi pergerakan bursa asia di sepanjang hari ini.

Bursa asia cenderung berada di jalur positif setelah penurunan tajam pada perdagangan sebelumnya. Hanya Nikkei Jepang yang membuka perdagangan dengan pelemahan.

Pertumbuhan aktivitas sektor jasa China melambat pada bulan Agustus meskipun perjalanan musim panas mencapai puncaknya.

Indeks manajer pembelian (PMI) jasa global Caixin/S&P merosot ke 51,6 pada periode Agustus dari 52,1 pada periode Juli. Meskipun masih berada di angka ekspansi, namun angka tersebut memperlihatkan penurunan aktivitas di sektor jasa China.

Dewan Negara, atau cabinet di China, pada hari Selasa menerbitkan pemberitahuan untuk meningkatkan pengembangan perdagangan jasa China yang berkualitas tinggi, termasuk memfasilitasi aliran bakat lintas batas dan meningkatkan kapasitas layanan transportasi internasional.

Meskipun masih di bawah rata-rata seri, survei menunjukkan tingkat optimisme bisnis meningkat ke level tertinggi sejak Mei.

Survei resmi pada hari Sabtu pekan lalu menunjukkan gambaran industri yang optimis, dengan aktivitas layanan kembali berkembang pada bulan lalu.

Namun pertumbuhan bisnis baru tidak menghasilkan lebih banyak pekerjaan. Menurut survei Caixin, lapangan kerja menurun pada periode Agustus setelah meningkat pada periode Juli. Menurut panelis, pemutusan hubungan kerja terjadi karena pengunduran diri dan pemutusan hubungan kerja yang berasal dari kebutuhan untuk menurunkan biaya.

Kemudian dari negeri Ginseng, Produk Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan menyusut 0,2% pada kuartal II 2024, berdasarkan data bank sentral.

Penyusutan tersebut merupakan kontraksi triwulanan paling tajam sejak kuartal IV tahun 2022 ketika ekonomi menyusut sebesar 0,5%.

Tercatat produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan pada kuartal II 2024 sebesar 2,3%, lebih rendah dari PDB kuartal I 2024 sebesar 3,3%.


CNBC Indonesia Research

[email protected]


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banjir Data Ekonomi, Mayoritas Bursa Asia Dibuka Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular