Bursa Asia Melemah Meski Ada Ekspetasi Pemangkasan Suku Bunga AS

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
08 July 2024 08:47
A man is reflected on an electronic board showing a graph analyzing recent change of Nikkei stock index outside a brokerage in Tokyo, Japan, January 7, 2019. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan indeks di bursa Asia bergerak bervariasi pada awal perdagangan hari ini, akan tetapi cenderung melemah. Namun pasar optimis penguatan bursa Asia masih berlanjut dalam sepekan ini karena optimisme pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) hingga sentimen dari ketidakpastian pemilu Prancis.

Indeks Shanghai China, Nikkei Jepang, Hang Seng Hongkong dan ASX 200 Australia kompak dibuka melemah pada awal perdagangan hari ini. Berbeda dengan KOSPI Korea Selatan yang mampu bergerak lebih tinggi atau naik. Sementara itu, FTSE Singapura hari ini merupakan hari libur nasional memperingati Awal Muharam (Maal Hijrah).

Sebagian indeks di bursa saham Asia naik tipis pada awal perdagangan Senin karena investor semakin yakin tentang pemangkasan suku bunga AS pada bulan September, sementara euro masih terbebani dengan ketidakpastian politik karena pemilu Prancis menunjukkan parlemen yang tidak seimbang.

Di Prancis, aliansi sayap kiri secara tak terduga mengambil posisi teratas di depan sayap kanan, sebuah kekalahan telak yang akan mencegah National Rally (RN) milik Marine Le Pen menjalankan pemerintahan.

Kehilangan sayap kanan merupakan sesuatu yang melegakan bagi investor, meskipun mereka juga khawatir rencana sayap kiri dapat membatalkan banyak reformasi pro-pasar pada Presiden Emmanuel Macron.

"Akan sulit bagi Prancis untuk membentuk pemerintahan, karena hasil potensial yang paling mungkin sekarang adalah beberapa pengaturan antara sebagian sayap kiri dan Macron," ujar Holger Schmiedling, kepala ekonom di Berenberg.

Sementara itu, optimisme para pelaku pasar mengenai pemangkasan suku bunga AS didorong dari data-data ekonomi AS.

Data menunjukkan bahwa jumlah pekerja nonpertanian AS bertambah sebanyak 206.000 pekerjaan pada bulan Juni, sedikit lebih tinggi dari 190.000 pekerjaan baru yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Sementara itu, perkiraan pertumbuhan pekerjaan untuk bulan Mei direvisi turun menjadi 218.000 pekerjaan baru dari 272.000, dan pertumbuhan pekerjaan baru bulan April direvisi turun menjadi 108.000 dari sebelumnya 165.000. Tingkat pengangguran naik menjadi 4,1%, sedikit lebih tinggi dari perkiraan 4,0%.

Setelah data tersebut, harga berjangka suku bunga AS mencerminkan kepercayaan pasar yang berkelanjutan terhadap penurunan suku bunga bulan September, dengan probabilitas tersirat tetap sekitar 72% berdasarkan alat Fedwatch.

Para pelaku pasar juga memperkirakan adanya peningkatan peluang penurunan suku bunga kedua pada bulan Desember.


CNBC Indonesia Research

[email protected]


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Menguat, Nikkei Pimpin dengan Kenaikan 0,76%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular