Kabar Terbaru BTN (BBTN) Akuisisi Muamalat, Jadi atau Batal?

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
12 June 2024 15:08
Dok: Bank Muamalat
Foto: Dok: Bank Muamalat

Jakarta, CNBC Indonesia - Belum ada titik terang dari rencana PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. mengakuisisi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Padahal awalnya BTN menargetkan due dilligence atau uji tuntas aksi korporasi tersebut rampung pada April 2024. 

Kini kalender sudah sampai di minggu kedua bulan Juni, tetapi belum ada kejelasan dari proses tersebut. Pada akhir April lalu, saat paparan kinerja kuartal I, Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan pihaknya belum dapat menjelaskan lebih jauh terkait aksi korporasi tersebut karena adanya keterlambatan data dari Kantor Akuntan Publik (KAP).

Belakangan ini, CNBC Indonesia pun telah berulang kali menghubungi Nixon terkait kabar terbaru dari hasil due diligence tersebut, tetapi ia tidak merespons. Lantas, apakah rencana tersebut batal?

Sejumlah informasi yang diterima CNBC Indonesia menyebutkan bahwa BTN telah membatalkan rencana tersebut. Satu alasannya adalah BTN tidak sepakat dengan dana yang dibutuhkan untuk mencaplok bank syariah tertua di Indonesia. 

Ketika dihubungi CNBC Indonesia, Corporate Secretary Bank Muamalat Hayunaji tidak menampik atau membenarkan bahwa rencana akuisisi bank syariah pertama RI oleh BTN itu batal. Ia mengatakan hal itu merupakan ranah dari pemegang saham.

"Terkait dengan informasi yang ditanyakan, dapat kami sampaikan bahwa hal tersebut merupakan wewenang dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP) Bank Muamalat," kata Hayunaji saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (12/6/2024).

Ia kemudian menyampaikan bahwa pihaknya akan mengikuti keputusan BPKH, "Kami akan mengikuti arahan dari PSP."

Terpisah, Komisaris sekaligus pemegang saham Bank Muamalat Andre Mirza Hartawan mengatakan bahwa nilai akuisisi masih dalam diskusi. "Ini masih dalam diskusi dan mungkin saja ada angka yang dari pihak investor masih perlu pembicaraan lebih lanjut agar nantinya ada kesesuaian harga, tapi tentunya ini kalau data sudah final semua," katanya. 

Andre mengatakan hingga saat ini belum ada informai terkait pembatalan rencana BTN. "Sehingga akuisisi masih dalam proses finalisasi due dilligence," katanya.

Sementara itu, BPKH secara singkat menyatakan proses uji kelayakan masih berlanjut. Sekretaris Badan BPKH Ahmad Zaky mengatakan belum ada informasi bahwa rencana akuisisi batal.

"Hingga saat ini proses masih bergulir dalam tahapan due diligence, belum ada info lain terkait hal ini," kata Zaky saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (12/6/2024).

Seperti diketahui, BTN Syariah membidik Bank Muamalat untuk menjadi "cangkang" agar bisa berdiri menjadi bank umum syariah (BUS).

Pada saat paparan kinerja kuartal I, Nixon mengatakan BTN Syariah memiliki ekuitas sekitar Rp 6 triliun untuk persiapan akuisisi Bank Muamalat. Tetapi, ia tidak membeberkan berapa nilai akuisisi tersebut.

Nixon mengatakan bahwa ekuitas tersebut belum tentu akan dipakai seluruhnya untuk mencaplok Bank Muamalat.

"[Nilai akuisisi] belum tahu, belum tentu dipakai semua belum tentu juga. Kita juga pasti milih yang paling murah, kalau tanya soal ekuitas yang ada, jawabannya itu," kata Nixon akhir April lalu, dikutip Rabu (12/6/2024).

Mengingatkan saja, selain Bank Muamalat, anak usaha PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC), PT Bank Victoria Syariah (BVS) pernah dikabarkan masuk radar akuisisi BTN. Terkait hal itu, Direktur Utama BVS Dery Januar mengisyaratkan belum ada rencana dijual.

"Terkait informasi tentang rencana akuisisi oleh BTN, saat ini saya belum mendapatkan updatenya, dan saya kira itu merupakan kapasitasnya pemegang saham untuk memberikan penjelasan," kata Dery saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (10/6/2024).

Ia menambahkan, saat ini BVS masih terus fokus untuk growth, yakni menambah peranan dalam pengembangan layanan perbankan syariah di Indonesia. Ditopang dengan pertumbuhan aset yang membentuk peningkatan laba, kata Dery, kondisi permodalan Bank Victoria Syariah saat ini dinilai masih "strong." Ia membeberkan rasio kecukupan modal (CAR) BVS per bulan April tercatat sebesar 66,32%, sudah jauh diatas batas ketentuan regulator yang berlaku.

"Sehingga masih memiliki kapasitas yang cukup untuk dapat mendukung pertumbuhan Perusahaan kedepan secara mandiri," tambah Dery.

Jauh sebelum rencana akusisi BTN muncul, BTN Syariah sempat disebut akan bergabung dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Sebagaimana diketahui BSI merupakan bank hasil penggabungan tiga bank syariah anak usaha BUMN. 


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ketua Muhammadiyah Tolak Merger BTN Syariah & Muamalat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular