
Makin Gelap! Sri Mulyani Akui Banyak Negara Kecewa Tahun Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi dunia masih tidak sesuai harapan. Banyak negara alami kejatuhan ekonomi dan sulit kembali dari situasi krisis yang melanda selama beberapa kuartal terakhir.
Hal ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat rapat kerja dengan Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD), di Gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Selasa (11/6/2024)
"Banyak negara-negara yang harapkan tahun ini tahun yang relatif lebih baik ternyata juga tidak terjadi atau bahkan beberapa turun outlook-nya seperti di Eropa," jelasnya.
Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi dunia akan stagnan pada level 3,2% sampai 2025. OECD lebih pesimis dengan perkiraan 2,9% dan Bank Dunia 2,4% pada tahun ini dan 2,7% di 2025.
"Kondisi global masih sangat penuh dinamika yang cukup kompleks," ujarnya.
Sri Mulyani menjelaskan, penyebabnya adalah suku bunga global yang masih tinggi dalam waktu panjang sebagai respons atas tingginya inflasi. Amerika Serikat (AS) diperkirakan bahkan baru menurunkan suku bunga acuan pada tahun depan.
Masalah selanjutnya adalah eskalasi geopolitik. Perang di berbagai wilayah masih terus berlangsung, termasuk juga ketegangan dengan negara maju.
"Eskalasi geopolitik yang timbulkan fragmentasi dan proteksionisme serta munculnya berbagi tren yang membentuk masa depan yakni teknodigital dan AI dan konsekuensinya dalam bentuk cyber security, perubahan iklim yang banyak bentuk pola manusia untuk adaptasi dan mitigasi dan populasi menua secara global," papar Sri Mulyani.
Hal senada juga diungkapkan oleh Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti pada kesempatan yang sama. Buruknya situasi global akan mempengaruhi ekonomi dalam negeri, salah satunya terhadap nilai tuakr rupiah.
"Kita melihat ketidakpastian masih sangat tinggi," ungkapnya. Rupiah berada dalam tren pelemahan. Kemarin dolar AS bahkan sudah menyentuh level Rp16.300.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Efek Ngeri Dolar Rp16.400: Rakyat Bisa Makin Menderita