
Dolar AS Ngamuk, Kripto Kompakan Anjlok

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto kompak turun hari ini (3/4/2024) bersamaan dengan naiknya indeks dolar AS (DXY) beberapa hari terakhir.
Merujuk dari CoinMarketCap pada Rabu (3/4/2024) pukul 06:21 WIB, pasar kripto bergerak melemah. Bitcoin turun 5,78% ke US$65.761,03 dan secara mingguan berada di zona negatif 6,33%.
Ethereum berada di zona merah 6,1% dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan mengalami depresiasi 8,52%. Dogecoin ambles 9,7% secara harian kendati secara mingguan masih naik 1,85%.
Begitu pula Cardano yang anjlok 6,07% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terakhir tersungkur 12,43%.
CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 5,81% ke angka 2.706,05. Open interest terdepresiasi 7,27% di angka US$73,01 miliar.
Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 79 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase optimis dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.
Dilansir dari coindesk.com, bitcoin sebagai koin dengan market kapitalisasi terbesar di dunia mengalami tekanan jual beberapa jam terakhir karena data pabrik AS yang optimis mengangkat DXY ke level tertinggi sejak pertengahan November.
Penurunan bitcoin ini tidak sendiri melainkan diikuti oleh koin-koin lainnya.
Untuk diketahui, DXY sempat menyentuh level 105 untuk pertama kalinya dalam empat bulan.
Dolar yang lebih kuat membuat aset dalam mata uang dolar seperti bitcoin menjadi mahal, sehingga berpotensi menyebabkan penurunan permintaan.
Selain itu, penguatan dolar yang berkelanjutan diketahui menyebabkan pengetatan keuangan di seluruh dunia, sehingga melemahkan kemauan investor untuk mengambil risiko.
Indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) Institute for Supply Management (ISM) yang telah dirilis pekan ini menunjukkan bahwa aktivitas pabrik secara tak terduga meningkat pada bulan Maret, pertumbuhan pertama sejak September 2022.
PMI manufaktur meningkat menjadi 50,3 pada Maret lalu, menjadi yang tertinggi dan pertama di atas 50 sejak September 2022, dari sebelumnya di angka 47,8 pada Februari lalu.
Hal ini menunjukkan sektor manufaktur, yang sebelumnya terpukul oleh kenaikan suku bunga, mulai pulih. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Microstrategy Siap Tambah Tumpukan Bitcoin, BTC Naik Tipis Pagi Ini