Pemilik Emas Makin Pesta Pora: Harganya Rekor Lagi, Dekati US$ 2.300

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
03 April 2024 06:50
Emas
Foto: Pexels

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas masih terus mencetak rekor tertinggi  hingga perdagangan Selasa (2/4/2024), karena investor terus membeli aset safe-haven ini di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan sebagian besar mereka mengabaikan penguatan dolar.

Merujuk data Refinitiv, harga emas ditutup di posisi US$ 2.280,08 per troy ons atau melesat 1,32%. Penguatan ini kembali menjadikan harga emas mencetak rekor tertinggi sepanjang masa barunya kemarin, di mana sudah beberapa hari terakhir harga emas dunia terus mencetak rekor. Sejak Kamis atau tiga hari perdagangan terakhir, harga emas terus mencetak rekor baru.

Sepanjang Maret 2024, rekor harga emas sudah terpatahkan sebanyak 10 kali karena harga terus melonjak. Emas juga langsung mencetak rekor pada hari pertama dan kedua April tahun ini.

Sementara pada Rabu pagi hari ini sekitar pukul 05:47 WIB, harga emas kembali melanjutkan penguatan yakni naik 0,15% menjadi US$ 2.283,4 per troy ons. Harga ini juga mendekati level psikologis baru yakni ke US$ 2.300 per troy ons.

Analis memperkirakan lonjakan emas dipicu oleh masih panasnya situasi di Timur Tengah. Emas adalah aset aman yang dicari saat eskalasi geopolitik meningkat.

"Kami melihat sejumlah permintaan safe haven mengalir ke emas, yang berkaitan dengan serangan Israel terhadap kedutaan besar Iran di Suriah," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities, dikutip dari Reuters.

Sebelumnya, sebuah rudal Israel berhasil mengenai Kantor Konsulat Iran di Damaskus. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan 11 orang tewas dalam serangan itu.

Iran mengatakan bahwa beberapa diplomat lama tewas bersama Brigjen Mohammad Reza Zahedi dan wakil Zahedi, Jenderal Haji Rahimi. Dilaporkan juga bahwa Brigjen Hossein Amirollah, kepala staf umum pasukan al-Quds di Suriah dan Lebanon, termasuk di antara korban.

Iran pun bersumpah akan membalas dendam kepada Israel atas serangan udara terhadap kompleks kedutaan Iran di Damaskus.

Selain itu, kenaikan harga emas terbaru mungkin juga terkait dengan adanya transaksi short-covering yang dilakukan oleh para trader emas.

Ole Hansen dari Saxo Bank mengatakan penawaran beli dari bank ritel dan bank sentral diikuti oleh spekulan yang mengikuti momentum yang telah memperpanjang posisi beli mereka setelah emas menembus di atas level psikologis US$ 2.200.

Kombinasi dorongan bullish juga telah mendorong harga emas batangan hampir 10% lebih tinggi sepanjang tahun ini.

"Apa yang membuat reli emas begitu tidak biasa adalah bahwa hal itu terjadi meskipun ada hambatan yang signifikan seperti kenaikan dolar AS, imbal hasil Treasury yang meningkat, kemungkinan kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama," kata analis independen Ross Norman, dilansir dari CNBC International.

Kenaikan harga emas terjadi di tengah mulai melandainya indeks dolar kemarin. Pada Selasa kemarin, indeks dolar AS (DXY) berada di posisi 104,82, turun 0,19% dari posisi Senin lalu di angka 105,02.

Investor yang juga mulai mengurangi spekulasi penurunan suku bunga pada pertemuan Juni menjadi 58%, dibandingkan sekitar 60% sebelum data tersebut dirilis, yang dalam keadaan normal, seharusnya akan menekan harga emas batangan tanpa imbal hasil. Namun nyatanya, hal tersebut tidak mempengaruhi pergerakan harga emas.

"Meski pasar emas masih berada dalam suasana yang sangat bullish, tetapi pasar mungkin perlu melakukan konsolidasi di tengah pergeseran kembali ke pandangan yang lebih hawkish terhadap kebijakan The Fed, kata Tai Wong, trader logam independen yang berbasis di New York, dilansir dari CNBC International.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(chd/chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation